Mohon tunggu...
Dewi Anggraeni
Dewi Anggraeni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobby jalanĀ²,mahasiswa manajemen

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kinerja Model Black-Scholes dan Jaringan Saraf pada Penilaian Harga Opsi Indeks Saham

14 Desember 2024   22:58 Diperbarui: 15 Desember 2024   05:02 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penilaian harga opsi merupakan salah satu aspek penting dalam pasar keuangan, terutama bagiĀ 

investor dan trader yang terlibat dalam perdagangan instrumen derivative seperti opsi saham. DuaĀ 

metode yang populer dalam penilaian harga opsi adalah Model Black-Scholes dan pendekatanĀ 

berbasis kecerdasan buatan seperti Jaringan Saraf Tiruan (JST).Ā 

1.Model Black-Scholes: Teori dan Penerapan

Model Black-Scholes, yang pertama kali dikembangkan oleh Fischer Black, Myron Scholes,Ā 

dan Robert Merton pada tahun 1973, adalah salah satu model matematika yang paling dikenal untuk penilaian harga opsi Eropa. Model ini mengasumsikan bahwa harga aset dasar mengikuti pergerakan acak log-normal (geometrik Brownian motion) dan tidak mempertimbangkan adanya pembayaranĀ 

dividen atau perubahan suku bunga yang signifikan.

Formula dasar Model Black-Scholes untuk menghitung harga opsi call adalah sebagai berikut:

C = STN(D1)-xe-rthN(D2)

- C adalah harga opsi call,

- STN adalah harga saham saat ini,

- X adalah harga strike,

- r adalah tingkat suku bunga bebas risiko,

- T adalah waktu hingga jatuh tempo (dalam tahun),

- N adalah fungsi distribusi normal kumulatif,

-d1 dan d2 adalah parameter yang dihitung berdasarkan volatilitas saham dan waktu.

Model Black-Scholes ini sangat efektif dalam situasi pasar yang relatif stabil dan memiliki asumsiĀ 

yang sederhana. Namun, model ini memiliki beberapa keterbatasan, terutama dalam hal volatilitasĀ 

yang tidak konstan dan ketidakpastian pasar yang tinggi.

2.Jaringan Saraf Tiruan (JST) untuk Penilaian Harga Opsi

Jaringan Saraf Tiruan (JST) adalah metode berbasis kecerdasan buatan yang telah digunakan untuk menyelesaikan berbagai masalah non-linear, termasuk penilaian harga opsi. JST terdiri dariĀ 

lapisan neuron yang terhubung, yang memproses input dan menghasilkan output berdasarkan bobot yang dipelajari selama proses pelatihan. Dalam konteks penilaian harga opsi, JST dapat digunakanĀ 

untuk memodelkan hubungan yang kompleks antara variabel-variabel yang mempengaruhi hargaĀ 

opsi, seperti harga saham dasar, volatilitas, waktu hingga jatuh tempo, dan suku bunga.

Proses pelatihan JST untuk penilaian harga opsi melibatkan penggunaan dataset historis yangĀ 

mencakup harga opsi yang sebenarnya, bersama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi hargaĀ 

tersebut. Melalui proses backpropagation dan pembaruan bobot secara iteratif, JST dapat belajarĀ 

untuk memprediksi harga opsi dengan tingkat akurasi yang tinggi, bahkan dalam kondisi pasar yang lebih dinamis dan kompleks.

Keunggulan utama JST dibandingkan Model Black-Scholes adalah kemampuannya untuk menangani data non-linear dan variabel yang lebih kompleks. JST tidak bergantung pada asumsi sepertiĀ 

volatilitas yang tetap atau distribusi normal harga aset dasar, yang seringkali tidak realistis dalamĀ 

pasar yang volatil.

3.Perbandingan Kinerja: Black-Scholes vs Jaringan Saraf

Kinerja kedua model dalam penilaian harga opsi indeks saham dapat dibandingkan berdasarkan beberapa kriteria:

- Akurasi Penilaian: Model Black-Scholes seringkali memberikan hasil yang akurat dalam pasar yang stabil dan tidak terlalu fluktuatif. Namun, pada pasar yang sangat volatile atau dengan karakteristik yang tidak sesuai dengan asumsi model, hasilnya bisa kurang tepat. Di sisi lain, JST memilikiĀ 

kemampuan untuk menangani hubungan yang lebih kompleks dan memberikan prediksi yang lebih baik dalam kondisi pasar yang fluktuatif atau dengan volatilitas yang berubah-ubah.

- Sederhana vs. Kompleks: Model Black-Scholes cukup sederhana dan dapat dihitung dengan cepat. Hal ini menjadikannya pilihan yang efisien untuk penilaian harga opsi di pasar yang tidak terlaluĀ 

dinamis. Namun, JST membutuhkan pelatihan yang memakan waktu dan sumber daya komputasiĀ 

yang lebih besar, terutama jika dataset yang digunakan sangat besar dan kompleks.

- Fleksibilitas: JST lebih fleksibel karena dapat menangani berbagai jenis opsi, termasuk opsi dengan fitur kompleks seperti opsi yang dipengaruhi oleh dividen atau opsi eksotis. Sementara itu, ModelĀ 

Black-Scholes lebih terbatas dalam penerapannya, terutama pada opsi dengan kondisi yang tidakĀ 

sesuai dengan asumsi dasar model.

- Kecepatan: Dalam hal kecepatan perhitungan, Model Black-Scholes jauh lebih cepat karena hanya memerlukan perhitungan matematis yang sederhana. Sebaliknya, JST memerlukan proses pelatihan terlebih dahulu, yang dapat memakan waktu, dan juga memerlukan waktu komputasi lebih lamaĀ 

untuk melakukan prediksi setelah jaringan saraf terlatih.

4.Aplikasi dalam Penilaian Harga Opsi Indeks Saham

Indeks saham, seperti S&P 500, Nikkei 225, atau IDX Composite, sering kali digunakanĀ 

sebagai aset dasar untuk perdagangan opsi. Penilaian harga opsi pada indeks saham bisaĀ 

menggunakan kedua model ini, namun pendekatan yang lebih cocok sangat bergantung pada kondisi pasar.

- Model Black-Scholes sering digunakan oleh trader yang memerlukan estimasi harga opsi dalamĀ 

kondisi pasar yang relatif stabil. Model ini bisa menjadi alat yang efisien untuk strategi perdagangan.

jangka pendek atau intraday pada opsi indeks saham yang tidak terlalu terpengaruh oleh faktorfaktor eksternal.

-JST, di sisi lain, sangat berguna untuk menganalisis opsi indeks saham dalam kondisi pasar yangĀ 

lebih dinamis, seperti saat terjadi krisis finansial atau ketidakpastian ekonomi yang tinggi. JSTĀ 

mampu menangani pola harga yang kompleks dan fluktuasi pasar yang lebih tajam, sehingga dapat memberikan prediksi harga yang lebih akurat pada kondisi tersebut.

5.Kesimpulan

Baik Model Black-Scholes maupun Jaringan Saraf Tiruan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam penilaian harga opsi indeks saham. Model Black-Scholes lebih cocok untukĀ 

kondisi pasar yang stabil dan ketika asumsi dasar model masih berlaku. Sebaliknya, JST menawarkan fleksibilitas yang lebih besar dalam menangani data yang lebih kompleks dan fluktuasi pasar yangĀ 

lebih tinggi, meskipun memerlukan lebih banyak waktu dan sumber daya untuk pelatihan danĀ 

prediksi.

Pemilihan antara kedua metode ini bergantung pada karakteristik pasar dan kebutuhan spesifik dariĀ 

trader atau investor. Untuk pasar yang lebih dinamis dan kompleks, JST mungkin menjadi pilihanĀ 

yang lebih baik, sementara Model Black-Scholes tetap menjadi pilihan utama untuk situasi yang lebih sederhana dan stabil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun