Kinerja kedua model dalam penilaian harga opsi indeks saham dapat dibandingkan berdasarkan beberapa kriteria:
- Akurasi Penilaian: Model Black-Scholes seringkali memberikan hasil yang akurat dalam pasar yang stabil dan tidak terlalu fluktuatif. Namun, pada pasar yang sangat volatile atau dengan karakteristik yang tidak sesuai dengan asumsi model, hasilnya bisa kurang tepat. Di sisi lain, JST memilikiĀ
kemampuan untuk menangani hubungan yang lebih kompleks dan memberikan prediksi yang lebih baik dalam kondisi pasar yang fluktuatif atau dengan volatilitas yang berubah-ubah.
- Sederhana vs. Kompleks: Model Black-Scholes cukup sederhana dan dapat dihitung dengan cepat. Hal ini menjadikannya pilihan yang efisien untuk penilaian harga opsi di pasar yang tidak terlaluĀ
dinamis. Namun, JST membutuhkan pelatihan yang memakan waktu dan sumber daya komputasiĀ
yang lebih besar, terutama jika dataset yang digunakan sangat besar dan kompleks.
- Fleksibilitas: JST lebih fleksibel karena dapat menangani berbagai jenis opsi, termasuk opsi dengan fitur kompleks seperti opsi yang dipengaruhi oleh dividen atau opsi eksotis. Sementara itu, ModelĀ
Black-Scholes lebih terbatas dalam penerapannya, terutama pada opsi dengan kondisi yang tidakĀ
sesuai dengan asumsi dasar model.
- Kecepatan: Dalam hal kecepatan perhitungan, Model Black-Scholes jauh lebih cepat karena hanya memerlukan perhitungan matematis yang sederhana. Sebaliknya, JST memerlukan proses pelatihan terlebih dahulu, yang dapat memakan waktu, dan juga memerlukan waktu komputasi lebih lamaĀ
untuk melakukan prediksi setelah jaringan saraf terlatih.