Penilaian harga opsi merupakan salah satu aspek penting dalam pasar keuangan, terutama bagiĀ
investor dan trader yang terlibat dalam perdagangan instrumen derivative seperti opsi saham. DuaĀ
metode yang populer dalam penilaian harga opsi adalah Model Black-Scholes dan pendekatanĀ
berbasis kecerdasan buatan seperti Jaringan Saraf Tiruan (JST).Ā
1.Model Black-Scholes: Teori dan Penerapan
Model Black-Scholes, yang pertama kali dikembangkan oleh Fischer Black, Myron Scholes,Ā
dan Robert Merton pada tahun 1973, adalah salah satu model matematika yang paling dikenal untuk penilaian harga opsi Eropa. Model ini mengasumsikan bahwa harga aset dasar mengikuti pergerakan acak log-normal (geometrik Brownian motion) dan tidak mempertimbangkan adanya pembayaranĀ
dividen atau perubahan suku bunga yang signifikan.
Formula dasar Model Black-Scholes untuk menghitung harga opsi call adalah sebagai berikut:
C = STN(D1)-xe-rthN(D2)
- C adalah harga opsi call,
- STN adalah harga saham saat ini,
- X adalah harga strike,
- r adalah tingkat suku bunga bebas risiko,
- T adalah waktu hingga jatuh tempo (dalam tahun),
- N adalah fungsi distribusi normal kumulatif,
-d1 dan d2 adalah parameter yang dihitung berdasarkan volatilitas saham dan waktu.
Model Black-Scholes ini sangat efektif dalam situasi pasar yang relatif stabil dan memiliki asumsiĀ
yang sederhana. Namun, model ini memiliki beberapa keterbatasan, terutama dalam hal volatilitasĀ
yang tidak konstan dan ketidakpastian pasar yang tinggi.
2.Jaringan Saraf Tiruan (JST) untuk Penilaian Harga Opsi
Jaringan Saraf Tiruan (JST) adalah metode berbasis kecerdasan buatan yang telah digunakan untuk menyelesaikan berbagai masalah non-linear, termasuk penilaian harga opsi. JST terdiri dariĀ
lapisan neuron yang terhubung, yang memproses input dan menghasilkan output berdasarkan bobot yang dipelajari selama proses pelatihan. Dalam konteks penilaian harga opsi, JST dapat digunakanĀ
untuk memodelkan hubungan yang kompleks antara variabel-variabel yang mempengaruhi hargaĀ
opsi, seperti harga saham dasar, volatilitas, waktu hingga jatuh tempo, dan suku bunga.
Proses pelatihan JST untuk penilaian harga opsi melibatkan penggunaan dataset historis yangĀ
mencakup harga opsi yang sebenarnya, bersama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi hargaĀ
tersebut. Melalui proses backpropagation dan pembaruan bobot secara iteratif, JST dapat belajarĀ
untuk memprediksi harga opsi dengan tingkat akurasi yang tinggi, bahkan dalam kondisi pasar yang lebih dinamis dan kompleks.
Keunggulan utama JST dibandingkan Model Black-Scholes adalah kemampuannya untuk menangani data non-linear dan variabel yang lebih kompleks. JST tidak bergantung pada asumsi sepertiĀ
volatilitas yang tetap atau distribusi normal harga aset dasar, yang seringkali tidak realistis dalamĀ
pasar yang volatil.
3.Perbandingan Kinerja: Black-Scholes vs Jaringan Saraf
Kinerja kedua model dalam penilaian harga opsi indeks saham dapat dibandingkan berdasarkan beberapa kriteria:
- Akurasi Penilaian: Model Black-Scholes seringkali memberikan hasil yang akurat dalam pasar yang stabil dan tidak terlalu fluktuatif. Namun, pada pasar yang sangat volatile atau dengan karakteristik yang tidak sesuai dengan asumsi model, hasilnya bisa kurang tepat. Di sisi lain, JST memilikiĀ
kemampuan untuk menangani hubungan yang lebih kompleks dan memberikan prediksi yang lebih baik dalam kondisi pasar yang fluktuatif atau dengan volatilitas yang berubah-ubah.
- Sederhana vs. Kompleks: Model Black-Scholes cukup sederhana dan dapat dihitung dengan cepat. Hal ini menjadikannya pilihan yang efisien untuk penilaian harga opsi di pasar yang tidak terlaluĀ
dinamis. Namun, JST membutuhkan pelatihan yang memakan waktu dan sumber daya komputasiĀ
yang lebih besar, terutama jika dataset yang digunakan sangat besar dan kompleks.
- Fleksibilitas: JST lebih fleksibel karena dapat menangani berbagai jenis opsi, termasuk opsi dengan fitur kompleks seperti opsi yang dipengaruhi oleh dividen atau opsi eksotis. Sementara itu, ModelĀ
Black-Scholes lebih terbatas dalam penerapannya, terutama pada opsi dengan kondisi yang tidakĀ
sesuai dengan asumsi dasar model.
- Kecepatan: Dalam hal kecepatan perhitungan, Model Black-Scholes jauh lebih cepat karena hanya memerlukan perhitungan matematis yang sederhana. Sebaliknya, JST memerlukan proses pelatihan terlebih dahulu, yang dapat memakan waktu, dan juga memerlukan waktu komputasi lebih lamaĀ
untuk melakukan prediksi setelah jaringan saraf terlatih.
4.Aplikasi dalam Penilaian Harga Opsi Indeks Saham
Indeks saham, seperti S&P 500, Nikkei 225, atau IDX Composite, sering kali digunakanĀ
sebagai aset dasar untuk perdagangan opsi. Penilaian harga opsi pada indeks saham bisaĀ
menggunakan kedua model ini, namun pendekatan yang lebih cocok sangat bergantung pada kondisi pasar.
- Model Black-Scholes sering digunakan oleh trader yang memerlukan estimasi harga opsi dalamĀ
kondisi pasar yang relatif stabil. Model ini bisa menjadi alat yang efisien untuk strategi perdagangan.
jangka pendek atau intraday pada opsi indeks saham yang tidak terlalu terpengaruh oleh faktorfaktor eksternal.
-JST, di sisi lain, sangat berguna untuk menganalisis opsi indeks saham dalam kondisi pasar yangĀ
lebih dinamis, seperti saat terjadi krisis finansial atau ketidakpastian ekonomi yang tinggi. JSTĀ
mampu menangani pola harga yang kompleks dan fluktuasi pasar yang lebih tajam, sehingga dapat memberikan prediksi harga yang lebih akurat pada kondisi tersebut.
5.Kesimpulan
Baik Model Black-Scholes maupun Jaringan Saraf Tiruan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam penilaian harga opsi indeks saham. Model Black-Scholes lebih cocok untukĀ
kondisi pasar yang stabil dan ketika asumsi dasar model masih berlaku. Sebaliknya, JST menawarkan fleksibilitas yang lebih besar dalam menangani data yang lebih kompleks dan fluktuasi pasar yangĀ
lebih tinggi, meskipun memerlukan lebih banyak waktu dan sumber daya untuk pelatihan danĀ
prediksi.
Pemilihan antara kedua metode ini bergantung pada karakteristik pasar dan kebutuhan spesifik dariĀ
trader atau investor. Untuk pasar yang lebih dinamis dan kompleks, JST mungkin menjadi pilihanĀ
yang lebih baik, sementara Model Black-Scholes tetap menjadi pilihan utama untuk situasi yang lebih sederhana dan stabil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H