Mohon tunggu...
I Dewa Nyoman Sarjana
I Dewa Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - profesi guru dan juga penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

hobi membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Boi, Kau Tega Menghukumku

22 Maret 2024   07:30 Diperbarui: 22 Maret 2024   07:50 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah diawali dengan doa bersama, acara MOS dimulai. "Selamat pagi adik-adik. Acara kali ini kita isi dengan perkenalan dan berbagi pengalaman. Boleh diisi dengan tanya jawab." Kata Boi dengan santai di tengah lingkaran tempat regu mawar duduk.

"Saya mulai dengan nomer absen dua puluh. Silahkan berdiri."

Sisca terkejut. Kok aku yang memulai? Ah, sudahlah. Daripada dihukum. Sisca lalu berdiri. Dia merasa agak gugup.

Sisca meyakinkan dirinya, lalu berucap "Perkenalkan, namaku Sisca. Aku alumni SMP 1. Aku senang bertemu dengan teman-teman baru. Menurut saya sekolahnya sangat bagus, luas dan tanamannya banyak. Kegiatan MOS sudah bagus, tapi kakak pembina jangan terlalu keras," kata Sisca menutup pesan dan kesannya.

Terlihat kakak pengasuh ada beberapa yang tersenyum. "Kami tidak keras kok. Ya, biar adik-adik terbiasa disiplin," Kak Tunik menjawab meyakinkan.

"Bener. Kita biasa-biasa saja. Saya juga di straf, digojlog keras dulu. Sekarang kan tidak boleh.

Cuman..., itu Kak Boi kelihatan keras. Tapi dia lembut kok!"

Semua peserta regu mawar menoleh ke Kak Boi yang berdiri paling pojok dan serentak menjawab, "benaaar..."  Terlihat Kak Boi senyum-senyum saja.

Setelah semua mengisi acara perkenalan, jam istirahatpun diberikan. Tidak tahan Sisca dan teman-temannya menyerbu kantin. Sisca dan Tini membawa makanan ketempat duduk di bawah pohon palem. Sedang asyik menikmati, ternyata Boi dan Raka sudah ada di depan mereka.

"Maaf kami ikut di sini bersama Boi,"  kata Raka.

"O, silahkan Kak Raka."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun