Mohon tunggu...
I Dewa Nyoman Sarjana
I Dewa Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - profesi guru dan juga penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

hobi membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Boi, Kau Tega Menghukumku

22 Maret 2024   07:30 Diperbarui: 22 Maret 2024   07:50 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Genggaman tangan yang pertama dari Boi, terasa menjalar keseluruh tubuhku. Apakah aku sudah mulai bisa mengagumi seorang lelaki?. Apakah aku sudah mengenal jatuh cinta?. Sisca termangu ditempat duduk, sampai ia sadar bahwa acara sudah selesai. Ia terkejut teman-teman sudah banyak yang pulang. Ketika baru melangkahkan kaki, di depannya sudah berdiri sosok laki-laki yang dia kagumi. Dia berucap sambil mengacungkan tangan.

"Selamat ya Sisca. Kau telah menjadi bagian dari saudara di sekolah ini. Belajar yang rajin. Mohon maaf apabila selama MOS, aku membuat kamu tidak nyaman. Aku hanya melaksanakan tugas yang diberikan sekolah."

Sisca merasa gagap termangu. Dijulurkannya tangan, sambil memegang jemari Boi.

"Terimakasih Kak Boi. Kakak memberi pelajaran yang banyak padaku."

"Sama-sama. Selamat berpisah Sis. Aku harus keluar daerah karena aku diterima di kampus itu."

Boi memegang erat jemari Sisca. Sisca menatap Boi. Dia berusaha menahan air matanya. Tak sepatah katapun keluar. Sisca dalam hatinya menyesali, mengapa disaat ia mengenal Boi lebih dekat, waktu memisahkannya. Adakah Boi merasakan apa yang aku rasakan?" Kata Sisca dalam hati.   

Sampai dia merebahkan tubuhnya ketika tiba di rumah. "Aku mengagumi mu Boi." Terngiang dalam pikirannya, seiring sayup-sayup syair lagu dari Kotak seakan terdengar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun