Mohon tunggu...
I Dewa Nyoman Sarjana
I Dewa Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - profesi guru dan juga penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

hobi membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Boi, Kau Tega Menghukumku

22 Maret 2024   07:30 Diperbarui: 22 Maret 2024   07:50 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah selesai pembukaan MPLS, kami calon siswa baru diberikan istirahat. Belum habis minum lemon tea dan camilan roti coklat kesukaanku, bunyi pluit sudah terdengar. Dia melihat plang yang berisi tulisan regu. Regu mawar. Waduh lumayan jauh di pojok timur paling utara. Siska berlari sambil memegang topi biar tidak jatuh.

"Cepat masuk barisan. Tidak ada yang terlambat." Suara tegas datang dari kakak OSIS. "Uh, tidak salah dia Boi. Akhirnya permintaanku terkabul", pikir Sisca. Boi bergabung dengan pembina regu lainnya yaitu Kak Raka, Kak Tunik, dan Kak Tantri. Kak Tunik mengambil alih pimpinan. Dia menyiapkan barisan. Suaranya tegas. Demikian juga badannya tegap. Pantes Kak Tunik menjadi tim Paskibra di kabupaten. Sementara Sisca merasa tali sepatunya terlepas. Dia minta ijin memperbaiki.

"Ijin Kakak, saya mau memperbaiki tali sepatu." Saya pikir Kak Tunik yang nyahut. Ternyata Kak Boi.

"Sini keluar barisan. Ketemu saya."

Waduh..., kok tenget banget Kak Boi sekarang? Apa dia lupa sama sekali padaku ya. Walau ada rasa kesel, Sisca sedikit berlari mendekati Boi.

"Maaf Kak, aku tidak sengaja."

"Lain kali jangan terjadi ya. Adik tahu, MOS itu tempat menggembleng disiplin, kesiapan, kesigapan dan juga kecerdasan."

"Siap Kakak", jawabku sambil memandang. "Kamu..., kamu Sisca ya?" Boi berucap dan memandang lama wajahku. Aku tak kalah menatapnya. Di hatiku tumbuh rasa bangga atas kepemimpinan Boi, kakak kelasku di SMP dulu. Aku cuma mengangguk, tersenyum meninggalkan Boi untuk segera masuk barisan.

"Hari pertama MOS, betul-betul membuat badanku terasa remuk." ucap Sisca dalam hati. Entah berapa kilo meter jarak ditempuh hingga badan terasa sakit semua. Belum lagi pus up, seet up, jongkok bangun. Sampai- sampai pulang sekolah Sisca tidak sempat mandi. Dia langsung menuju tempat tidur, hingga tertidur lelap.

Keesokan harinya, pagi-pagi Sisca mandi dengan air hangat yang disediakan ibunya. Sambil makan, Sisca meminta bantuan pada ibunya untuk dikepang sepuluh sesuai dengan permintaan kakak pembina.Tak lupa Sisca memakai topi koran yang sudah dibuat. MOS kali ini dimulai dari baris berbaris ringan. Selanjutnya diisi acara perkenalan dan berbagi pengalaman.

"Aduh, perkiraanku meleset. Kirain Kak Raka memimpin. Ternyata Boi." Kata Sisca dalam hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun