“Jane, maafkan aku. Aku harus menikahi perempuan lain.”
“Dan kau kembali menyakiti dengan menitipkan anakmu padaku?”
Air mataku membeku. Sepertinya sudah tak layak lagi kualirkan untuknya. Kuletakkan pointe dan sebuah cincin di atas meja.
“Kukembalikan asa padamu.”
“Jane…”
“Kita sudah selesai, Joe.”
Aku berlari meninggalkan kedai Sam. Dengan kaki telanjang kunikmati salju. Begitu lembut dan dingin, dan aku pun menari, terus menari. Kemudian aku bersahabat dengan salju. Salju-salju itu memelukku. Dengan butir-butirnya yang ringkih membekukanku. Dan kudapati Odile menangis kalah dalam hatiku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H