Mohon tunggu...
DesoL
DesoL Mohon Tunggu... Penulis - tukang tidur

â–ªtidak punya FB/Twitter/IG dan sejenisnyaâ–ª

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sekeping Rindu

25 Januari 2016   12:39 Diperbarui: 25 Januari 2016   14:26 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan akhirnya jatuh membahasi tanah juga pohon itu. Pohon yang sepertinya telah ditakdirkan untuk sendiri. Pohon yang berkawan kesepian dengan pujian burung-burung gagak, dengan air mataku yang membeku.

***

Aku memasuki hutan bambu. Tercium aroma tanah basah. Kuhirup sebanyak yang mampu tertampung dalam rongga dadaku. Aku begitu menyukai hujan. Hujan membuat tanah menjadi basah, membuat daun-daun hampir terjatuh tertimpa bulir-bulirnya, juga rumput-rumput yang terbangun karena kedinginan.

Hujan selalu mengingatkanku tentangmu, untuk mengubur sekeping rindu yang kauberikan kepadaku.

-oOo-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun