Mohon tunggu...
DesoL
DesoL Mohon Tunggu... Penulis - tukang tidur

▪tidak punya FB/Twitter/IG dan sejenisnya▪

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sekeping Rindu

25 Januari 2016   12:39 Diperbarui: 25 Januari 2016   14:26 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Pagi telah kembali biasa, tanpa harapkan hujan datang, juga menyapu halaman. Aku sedang berusaha mengeluarkan bayangmu dari benakku, dengan bermain boneka mungkin, atau membantu ibu membuat kue kering pesanan orang.

Tetiba terdengar pintu rumahku terketuk. Tidak biasanya Bibi Nely, tetangga sebelah, mengambil kue kering sepagi ini. Bibi gendut berambut keriting biasanya akan memastikan kue kering yang dipesannya melalui telepon, sebelum mengambilnya pukul sebelas.

Ibu menyuruhku membuka pintu. Hal yang paling kubenci, ada dua anak tangga yang harus kulewati sebelum kudapati pintu itu. Aku harus bersusah payah untuk menuruninya. Ibu menjengkelkan.

Aku membuka pintu dan kudapati kauberdiri di sana.

“Kau?”

Aku tak percaya, kemana saja kausemalam? Apa kehadiranmu sedang ingin melunasi rinduku?

“Kau di sini?”

“Iya, Non. Saya di sini untuk mengantarkan paket.”

“Paket?”

“Benarkah di sini alamat Nyonya Hanna?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun