Hujan akhirnya jatuh membahasi tanah juga pohon itu. Pohon yang sepertinya telah ditakdirkan untuk sendiri. Pohon yang berkawan kesepian dengan pujian burung-burung gagak, dengan air mataku yang membeku.
***
Aku memasuki hutan bambu. Tercium aroma tanah basah. Kuhirup sebanyak yang mampu tertampung dalam rongga dadaku. Aku begitu menyukai hujan. Hujan membuat tanah menjadi basah, membuat daun-daun hampir terjatuh tertimpa bulir-bulirnya, juga rumput-rumput yang terbangun karena kedinginan.
Hujan selalu mengingatkanku tentangmu, untuk mengubur sekeping rindu yang kauberikan kepadaku.
-oOo-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H