Kulihat cermin itu. Kutatap diriku. Aku tak percaya. Bulu-bulu lembut telah tersusun di punggungku. Bulu-bulu itu tak hanya melekat, melainkan telah tertanam pada tulang punggungku. Aku bersayap!
*
Desy Desol, No. 1
*
“Kau sudah punya pacar?”
“Hampir.”
Kedua mata biru itu menatapku. Tangannya menyentuh wajahku. Kejujuran sedang dicarinya dariku. Wajahnya semakin mendekat, hingga hidung kami saling bertabrakan. Hanya sebatas itu, bibir kami tak saling melekat.
“Jika kau mau, aku akan membantumu.”
Dia menghilang. Aku tak heran. Sudah ratusan kali dia meninggalkanku dengan tiba-tiba. Akupun tak protes karena kutahu siapa dirinya. Setidaknya, menyandarkan kepala pada dinding bambu adalah pilihan yang tepat untuk saat ini.
Dia adalah Monna. Teman masa kecilku. Hampir dua puluh tahun kami tak bertemu dan aku kembali menatap wajahnya di tempat ini. Ada banyak perubahan pada dirinya. Kakinya bertambah jenjang, rambutnya ikal sebahu dan kuku-kukunya berwarna merah jambu. Dia semakin cantik!
“Lima menit lagi aku akan mengantarmu pulang.”