Mohon tunggu...
Desi Windari
Desi Windari Mohon Tunggu... Guru - Guru PAUD

Pendidikan, pembelajaran

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Upaya Peningkatan Kognitif pada Anak Usia Dini

1 Desember 2023   16:22 Diperbarui: 1 Desember 2023   17:03 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori ini dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori behaviorisme terkenal dengan hubungan antara stimulus dan respon. Perilaku yang ditanamkan dapat dilakukan melalui pembiasaan, hal tersebut sejalan dengan pendapat Skinner dalam Sujiono dan Nuaraini (2013) yang menyatakan bahwa behavioristik identik dengan teori stimulus-respons dan operant conditioning.

Teori behaviorisme lebih terkait bagaimana anak-anak berkembang secara sosial emosional dan intelektual tetapi tidak menjelaskan tentang perkembangan fisik. Menurut Thorndike dalam Budiningsih (2004) menyatakan bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui indera. Sedangkan respon yaitu reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang juga dapat berupa pikiran, perasaan atau gerakan/tindakan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teori behaviorisme berkaitan dengan perubahan perilaku yang muncul akibat stimulus dan respon yang diberikan. Setelah muncul respon dari anak, guru sebaiknya memberikan penguatan berupa perhatian dan pengulangan agar anak termotivasi untuk belajar. Saat guru memberikan stimulus kepada anak, anak diharapkan dapat merespon pembelajaran yang diberikan, respon tersebut didapatkan ketika anak mendapatkan pengalaman dari pembelajaran yang diberikan.

  • Teori Kognitivisme
  • Teori belajar kognitif merupakan suatu teori belajar yang mementingkan proses belajar daripada hasil belajat itu sendiri. Menurut teori ini, belajar tidak hanya sekadar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon namun lebih dari itu, belajar melibatkan proses berfikir yang sangat kompleks. Teori belajar kognitif didasari pada empat prinsip yaitu:
  • Pembelajaran aktif dalam upaya untuk memahami pengalaman
  • Pemahaman bahwa pelajar mengembangkan tergantung pada apa yang telah mereka ketahui
  • Belajar membangun pemahaman dari pada catatan
  • Belajar adalah perubahan dalam struktur mental seseorang

Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang aktif akan membuat anak memahami pengalaman dan menyatukannya dengan pengalaman yang sudah ia ketahui.

  • PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI
  • Pengertian Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini
  • Kogitif adalah suatu proses yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa, proses kognitif ini berhubungan dengan tingkat kecerdasan seseorang dengan berbagai minat terutama kepada ide-ide dan belajar.

  • Padmonodewo (2003) mengemukakan bahwa kognitif merupakan tingkah laku yang mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan atau yang dibutuhkan untuk menggunakan pengetahuan. Perkembangan kognitif menunjukkan perkambangan dari cara anak berfikir untuk menyelesaikan berbagai masalah.

  • Perkembangan kognitif adalah semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya, kognisi adalah istilah umum yang mencakup segenap makna, penilaian dan penalaran (Jamaris, 2006). Dengan demikian maka perkembangan kognitif adalah merupakan salah satu perkembangan dari cara berfikir anak dalam upaya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
  • Tahapan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini
  • Menurut Piaget dalam Sujiono (2010) perilaku anak dapat dikategorikan ke dalam empat tahap perkembangan kognitif yaitu:
  • Tahap Sensori Motorik (0 -- 24 bulan)
  • Tahap ini dimulai pada usia 6 -- 24 bulan. Dalam tahap ini perkembangan kognitif anak baru Nampak dalam bentuk aktivitas motorik sebagai reaksi stimulasi sensori. Piaget mengungkapkan pada tahap ini anak dapat memandang dirinya sendiri dan lingkungan sebagai dua identitas yang berbeda. Sebelum menginjak usia 18 bulan anak belum mengenal objek permanen, artinya benda apapun yang tidak ia lihat, tidak ia sentuh atau tidak ia dengar dianggap tidak ada.
  • Tahap Pra-Operasional (2 -- 7 tahun)
  • Pada tahap ini dimulai dengan penguasaan bahasa yang sistematis, permainan simbolis, imitasi (tidak langsung) serta bayangan dalam mental. Semua proses ini menunjukkan bahwa anak sudah mampu untuk melakukan tingkah laku simbolis. Anak sudah memiliki kesadaran akan tetap eksisnya suatu benda yang harus ada atau biasa ada, walau benda tersebut sudah ia tinggalkan atau sudah tidak dilihat, didengar atau disentuh lagi. Berfikir praoperasional bercirikan: mampu meniru, antisipasi, egosentris, memusat pada satu dimensi, belum berhasil untuk berfikir balik.
  • Tahap Operasional Konkret (7 -- 11 tahun)
  • Pada tahap ini anak sudah mampuuntuk memperhatikan lebih dari satu dimensi sealigus dan juga untuk menghubungkan dimensi-dimensi ini satu sama lain. Pada dasarnya perkembangan kognitif anak ditinjau dari karakteristiknya sudah sama dengan kemampuan kognitif orang dewasa. Namun masih ada keterbatasan kapasitas dalam mengkoordinasikan pemikirannya. Pada periode ini anak baru mampu berfikir sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang konkret.
  • Tahap Opersional Formal (mulai 11 tahun)
  • Pada tahap ini seorang remaja telah memiliki kemampuan mengkoordinakasikan baik secara stimulant maupun berurutan dua ragam kemampuan kognitif yaitu kapasitas menggunakan hipotesis dan kemampuan berfikir mengenai sesuatu khususnya dalam hal pemecahan masalah dengan menggunakan anggapan dasar yang relevan dengan lingkungan yang dia respons dan kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak.

Mengingat usia 2 -- 7 tahun merupakan tahap pra operasional, maka stimulus perkembangan yang tepat diberikan adalah melalui kegiatan yang melibatkan anak dengan memanfaatkan benda yang ada di lingkungan sekitar anak. Menurut Piaget pada tahap pra operasional anak sudah mengenali beberapa simbol dan tanda termasuk bahasa dan gambar. Penguasaan bahasa anak pada tahap ini sistematis dan anak mampu melakukan perminan simbolis, imitasi serta mampu mengantisipasi apa yang akan terjadi di waktu mendatang.

  • Aspek-Aspek Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini
    • Menurut Jamaris (2006) aspek-aspek perkembangan kognitif terbagi menjadi tiga bagian yaitu berfikir simbolis, berfikir egosentris dan berfikir intuitif. Adapun ketiga hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
    • Berfikir simbolis
    • Berfikir simbolis yaitu kemampuan berfikir tentang objek dan peristiwa walaupun objek dan peristiwa tersebut tidak hadir secara fisik (nyata) di hadapan anak
    • Berfikir egosentris
    • Berfikir secara egosentris yaitu cara berfikir tentang benar atau tidak benar, setuju atau tidak setuju, berdasarkan sudut pandang sendiri.
    • Berfikir intuitif
    • Berfikir intuitif yaitu kemampuan untuk menciptakan sesuatu, seperti menggambar atau menyusun balok, akan tetapi tidak mengetahui dengan pasti alas an untuk melakukannya.
    • Karakteristik Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini
    • Karakteristik kemampuan kognitifanak usia dini sebagaimana diangkapkan oleh Jamaris (2006) dibagi menjadi 2 kelompok umur yaitu usia 4 tahun dan usia 5 tahun.
    • Kemampuan kognitif usia 4 tahun
    • Sudah dapat menggambar sesuai dengan apa yang dipikirkannya
    • Proses berfikir selalu dikaitkandengan apa yang ditangkap oleh panca indera
    • Mulai dapat membedakan mana fantasi degan kenyataan yang sebenarnya
    • Kemampuan kognitif usia 5 tahun
    • Sudah dapat memahami jumlah dan ukuran
    • Tertarik dengan huruf dan angka. Ada yang sudah mampu menulisnya atau menyalinnya, serta menghitungnya
    • Mengenal berbagai warna
    • Pada akhir usia 6 tahun anak sudah mulai mampu membaca, menulis dan berhitung
  • KEMAMPUAN MENGENAL SIMBOL HURUF

Anak perlu dikenalkan dengan huruf abjad sejak usia dini agar anak dapat memahami bentuk dan bunyi untuk persiapan diri ke tahap selanjutnya yaitu membaca dan menulis. Ketika anak mengetahui dan memahami huruf abjad maka anak akan lebih mudah untuk membaca dan menulis. Soenjono (2003) mengungkapkan bahwa kemampuan mengenal huruf adalah tahapan perkembangan anak dari belum tahu menjadi tahu tentang keterkaitan bentuk dan bunyi huruf, sehingga anak dapat mengetahui bentuk huruf dan memaknainya.

            Dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengenal huruf adalah kesanggupan anak untuk mengetahui, memahami dan menyebutkan huruf abjad. Perkembangan baca tulis dimulai ketika anak mengenal huruf.

  • BERMAIN ANAK USIA DINI

Bermain adalah suatu hal yang menyenangkan bagi anak karena bermain merupakan dunia anak. Ketika anak bermain maka anak akan mengeksplorasi lingkungan dan mendapatkan pengalaman belajar sebagai bentuk stimulasi terhadap perkembangan anak. Sujiono (2010) menyatakan bahwa bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan anak dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian dan memberikan informasi, memberikan kesenangan dan mengembangkan imajinasi anak spontan dan tanpa beban.

Bermain tidak hanya berkaitan dengan kesenangan saja namun juga merupakan stimulus yang dilakukan dalam mengembangkan aspek-aspek perkembangan pada anak. Salah satu aspek yang akan berkembang adalah aspek kognitif, karena ketika anak bermain mungkin anak akan menemukan huruf-huruf atau kata-kata di lingkungan sekitarnya. Melalui apa yang mereka lihat maka rasa ingin tahu anak akan muncul, pada saat itulah anak belajar mengenal huruf melalui bermain.

Nakita dalam Kamtini (2005) mengemukakan ada tiga manfaat bermain yakni:

Fisik motorik, dimana anak akan terlatih motorik kasar dan halusnya. Dengan bergerak ia akan memiliki otot-otot tubuh yang terbentuk secara baik dan lebih sehat secara fisiknya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun