"tapi yang lebih mantap lagi adalah pencipta kau semut. Tuhanmu, Tuhanku, Tuhan seluruh alam"
Dan mulai sore itul juga ia makin mengimani sang Tuhan. Ia yakin Tuhan akan memberinya jalan.
Bergegaslah ia menuju rumahnya. Tuhan dan semut nampaknya mulai mendengar tekad Marjan. Setelah menunaikan shalat maghrib, pak Narto tetangga sebelah meminta bantuan pada Marjan.
"jika kau sanggup mengerjakan ini, kau akan mendapatkan uang banyak Marjan. Ini pekerjaan besar. Tentu kau mau kan?" pak Narto menawarkan
"soal mau dan tidak tak perlu ditanya lagi pak" Marjan menyombong
"betul kau mau?" pak Narto menegaskan kembali
Marjan mulai memikir. "ya tapi apa yang harus saya kerjakan pak?"
"hmm maaf pak untuk yang satu ini saya tak bisa menerimanya"
"Benar kamu tidak mau?duitnya gede loch"pak Narto menggoda
"Demi Tuhan saya tidak mau mengerjakan pekerjaan kotor ini. Ini dosa pak. Lebih baik batalkan saja niat bapak atau cari orang lain"
"saya kepingin kamu yang mengerjakannya. Soalnya semua warga sudah tahu kamu itu baik dan taat. Mereka pasti akan mempercayaimu"