Mohon tunggu...
Deni Humaedi
Deni Humaedi Mohon Tunggu... -

sekarang bergiat di kelompok studi Balai Merdeka Institute yang fokus pada tema-tema filsafat politik, sosial, budaya, dan sastra. Juga bergiat di Forum Lingkar Pena (FLP) Ciputat Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cincin Pernikahan

5 November 2011   03:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:02 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"tapi yang lebih mantap lagi adalah pencipta kau semut. Tuhanmu, Tuhanku, Tuhan seluruh alam"

Dan mulai sore itul juga ia makin mengimani sang Tuhan. Ia yakin Tuhan akan memberinya jalan.

Bergegaslah ia menuju rumahnya. Tuhan dan semut nampaknya mulai mendengar tekad Marjan. Setelah menunaikan shalat maghrib, pak Narto tetangga sebelah meminta bantuan pada Marjan.

"jika kau sanggup mengerjakan ini, kau akan mendapatkan uang banyak Marjan. Ini pekerjaan besar. Tentu kau mau kan?" pak Narto menawarkan

"soal mau dan tidak tak perlu ditanya lagi pak" Marjan menyombong

"betul kau mau?" pak Narto menegaskan kembali

Marjan mulai memikir. "ya tapi apa yang harus saya kerjakan pak?"

"hmm maaf pak untuk yang satu ini saya tak bisa menerimanya"

"Benar kamu tidak mau?duitnya gede loch"pak Narto menggoda

"Demi Tuhan saya tidak mau mengerjakan pekerjaan kotor ini. Ini dosa pak. Lebih baik batalkan saja niat bapak atau cari orang lain"

"saya kepingin kamu yang mengerjakannya. Soalnya semua warga sudah tahu kamu itu baik dan taat. Mereka pasti akan mempercayaimu"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun