Mohon tunggu...
Demitri
Demitri Mohon Tunggu... Freelancer - Biarkan kata bicara

- Ibu rumah tangga. Suka utak-atik kata -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sebuah Pengakuan

26 Juni 2022   12:58 Diperbarui: 26 Juni 2022   13:31 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang teman menarik tanganku.

"Ayo foto," katanya.

Jadilah aku ikut berfoto. Sampai terdengar suara pemimpin rombongan meminta kami berkumpul. Acara akan segera dimulai.

Di depan pendopo pemuda berjenggot tadi berdiri tegak. Kali ini tak sendiri. Ia bersama tiga orang, berkaos biru yang serupa dengannya. 

Dia mengenalkan diri dan teman-temannya. Dia pemimpin tim. Bayu, itu namanya. Bicara penuh wibawa. Terselip canda. Beberapa teman kulihat berbisik-bisik sembari meliriknya. Rupa-rupanya dia cukup menarik bagi teman-temanku. Bagiku? Ugh, aku tak suka jenggotnya. 

Acara terus berjalan. Permainan-permainan silih berganti. Seru!

"Karet rambutmu jatuh lagi," sebuah suara bariton terdengar dari belakangku. 

Kusaksikan sederet gigi putih dan mata bening menatapku.

"Oh, terima kasih," kataku.

Dia tampak ingin berkata sesuatu, namun seorang teman timnya memanggil. Kegiatan permainan telah usai. Waktunya makan siang, lalu kegiatan bebas.
----


"Tak ikut berfoto dengan teman-temanmu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun