"Siapp " Jawabku seadanya
Sekolah dulu tidak pernah memperbolehkan siswa untuk membawa hp ke sekolah, saat sesudah makan aku membuka hp dan membuka akun sosmed yang aku punya, saat itu aku tidak ada pekerjaan rumah ataupun PR sekolah, tiba tiba hp ku mendapat notif pesan dan ternyata ada pesan dari Seorang yang tidak aku kenal saat itu, saat aku balas pesan nya dia menanyakan " Kamu saudara Zidan ya?" aku terkejut dan langsung membalas pesan itu "Iya betul, ini siapa " jawab pesanku saat itu aku langsung teringgat tentang pertanyaan Zidan saat pulang sekolah tadi. Saat itu kami saling memberi pesan dan membalas pesan. Â Hingga akhirnya kita bertemu. Dia mengajakku bertemu dekat rumah nenek. Saat dia datang.
"Kamu Adel? " Ucap seseorang
"Hah? Ehhh,, kamu yang tadi ngajak ketemu ya??, " ucapku
"Iyaa aku, ayo duduk disini" katanya
Akupun menghampiri dan duduk bersamanya. Saat itu aku tidak tau harus berbicara apa, dan dia pun diam saja tidak berbicara. Entah mengapa aku mau bertemu dengannya saat itu. Lalu aku memulai bertanya tentang pertanyaan Zidan saat itu.
"Emm, kamu pernah berbicara apa kepada Zidan?,," Tanyaku
"Aapa?, " Sautnya
"Iya, Zidan pernah menanyakan hal tentang teman nya yang mengaku ngaku bahwa dia pacaran denganku, itukah kamu?? " Jawabku
"Ehh, jadi sebenarnya aku ga bilang gitu ko, tapi cuma bilang pengen Deket aja sama kamu,, asli deh ga boong !!! " Katanya sambil tersenyum
Saat itu aku benar benar marah pada Zidan entah mengapa dia berbicara itu. Saat pertemuan itu aku dan teman Zidan selalu chattingan hingga singkat cerita aku memiliki kedekatan dengannya. Ya mungkin saat itu aku tidak tau apa itu namanya cinta, ya dulu sedang banyak sekali anak anak SMP yang sudah pacaran. Disaat itu aku sangat takut untuk memberi tau bahwa aku mempunyai teman dekat, karna saat itu aku tidak diperbolehkan untuk mempunyai teman dekat. Akan tetapi dia selalu memaksa untuk selalu ingin datang kerumah nenek ku pada saat nya tiba keluarga ku sedang berkumpul keluarga, saat itu pun dia ingin sekali untuk bertemu dengan keluargaku hingga akhirnya dia bertemu dengan keluargaku. Sejujurnya aku takut tetapi respon keluarga ku biasa aja tidak marah.