Setelah itu, orang Islam melanjutkan pergerakannya ke arah Barat. Menyusuri Aljazair sampai kemudian tiba di Maghribi. Sebuah wilayah yang secara harfiah berarti Barat. Tempat dimana Matahari terlihat terbenam. Penggemar Sepakbola mengenalnya sebagai Maroko.
Dari Maroko, Thariq bin Ziyad memimpin kaum muslimin masuk ke Eropa dengan menyebrang Selat Gibraltar. Sebuah wilayah yang berada di Spanyol bagian Selatan.
Sementara ke arah Timur dari Yerusallem, umat Islam menyebar ke Asia bagian Tengah. Negara-negara yang sekarang dikenal dengan Irak, Iran, Afghanistan, Kazakhstan, Tajikistan atau Uzbekhistan adalah wilayah taklukan berikutnya.
Baca juga;
Hira Cultural District, Cara Orang Arab Saudi Jualan Ke Orang IndonesiaÂ
Dari Asia Tengah inilah muncul tokoh-tokoh Islam yang dikenang sampai sekarang. Seperti perawi Hadits Imam Bukhari dari Bukhara Uzbekhistan atau Abu Nasir Alfaribi. Filosof yang namanya diabadikan menjadi nama salah satu Universitas di Almaty Kazakhstan, Alfaribi Kazakh National University.
Bila dilihat secara geographis, bersama Malaysia Indonesia ada dalam posisi unik. Indonesia terlihat jauh dari pusat perkembangan Islam pada masa-masa awal yang terkonsentrasi di Asia Tengah dan Asia Barat.
Islam seperti melompat ke Malaysia dan Indonesia yang berada di Asia Tenggara. Meskipun muslim di kedua negara ini dikenal mayoritas.
Baca juga;
Asykar, Penjaga Ketertiban Masjidil Haram Makkah dan Lelaki Arab Saudi
Situasi geografis inilah yang menurut banyak kalangan menimbulkan adanya gap imajinasi orang Islam Indonesia tentang Islam.