Mohon tunggu...
Andika Widaswara
Andika Widaswara Mohon Tunggu... -

Menyukai petualangan, travelling, potografi dan menulis. Satu lagi, penikmat kopi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Secangkir Kopi Tak Berteman

26 Februari 2011   07:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:15 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tik tak tik tak. Dengus suara nafas panjang. Menunggu. Gerimis masih ramai. Sejujurnya aku menyukai ini. Gerimis akan menahanmu lebih lama. Menahan kita. Betapa lama aku dengan harap ini.

"Pernahkah kau mendengar tentang seorang perempuan yang jatuh hati pada lelaki?"

"Wah itu sech barang murah di pasaran, seribu dapet tiga."

"Pernahkah kau tahu seorang perempuan yang menytakan cintanya pada lelaki pujaannya?"

"Nah, semalam barusan Ibuku bilang kalau mencintai Bapak dengan tulus, itu terjadi di depanku, tanpa sensor!"

"Wid, please dech... aku serius!"

"Oke-oke, sory-sory. Kali ini aku serius."

Sejenak diam. Rupanya ia sedikit marah. Sewot. Tapi apapun yang ia rasakan, ia tampakkan di depanku, bagiku adalah keindahan. Aku menikmatinya dalam keadaan apapun. Senyum, kerut, cemberut, marah, tawa selalu tampak sempurna.

"Reno, kenalkah kau dengan nama itu?"

"Hmmm... Gak asing sih, kalo aku gak salah nebak ia ada dalam friend listmu. Dan kau tak jarang menulis koment di statusnya."

"Hei... kau mengawasiku?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun