4.4 Dampak SosialÂ
Wisata Bahari Lamongan merupakan salah satu bentuk Kerjasama Pemerintah Daerah dengan pihak swasta. Pioneer investasi jangka Panjang Pemerintah Kabupaten Lamongan, selain Wisata Bahari Lamongan (WBL), Lamongan Integrated Shorebase (LIS) dan Angkutan Sungai dan Penyeberangan (ASDP). Perubahan yang dirasakan masyarakat sekitar terhadap investasi di wilayah Paciran salah satunya sosial bermasyarakat. Perkembangan yang dirasakan masyarakat sekitar Wisata Bahari Lamongan Akan lebih mengenal pengunjung atau wisatawan yang berasal dari berbagai latar belakang. Adanya perubahan perilaku generasi muda yang menggunakan pakaian sesuai fashion yang berkembang dan tata Bahasa yang berbeda. Perubahan pola pikir masyarakat di Kecamatan Paciran, Kecamatan Brondong, dan Kecamatan Solokuro tidak bisa dilepaskan dengan keterkaitan investasi yang besar besaran di wilayah utara, dibandingkan wilayah Lamongan lainnya. Masyarakat berbagai daerah penjuru Indonesia dan Internasional berkunjung tidak lepas karena Lamongan memiliki magnet yang memikat. Dampak sosial yang diterima generasi penerus harus dijaga dengan culture kedaerahan, sehingga batasan dapat tercipta untuk menghindari percampuran ke ranah negatif.
4.5 Dampak BudayaÂ
Tanjung kodok sejak masa Sunan Sendang duwur telah memiliki historisitas panjang terhadap perkembangan penyebaran agama islam di Kabupaten Lamongan selain Sunan Drajat. Tradisi yang tetap dirawat yaitu Kupatan, tradisi yang diadakan setiap setahun sekali dan bertepatan hari ke tujuh lebaran. Peringatan kupatan yang setiap hari raya selalu dirayakan secara besar besaran mengalami perubahan. Tanjung Kodok yang telah menjadi kawasan Wisata Bahari Lamongan telah menyebabkan mobilisasi masyarakat untuk merayakan tradisi kupatan menjadi terbebani. Peringatan yang pada awalnya berpusat di Tanjung Kodok, berpindah ke sejumlah tempat di sekitar Paciran karena untuk memasuki area Wisata Bahari Lamongan diperlukan biaya tertentu dan tidak semua masyarakat mampu membayarnya . Tradisi kupatan merupakan warisan para leluhur yang seakan terkikis semenjak Wisata Bahari Lamongan berdiri. Tradisi kupatan di Tanjung Kodok memiliki nilai historis keulamaan, khususnya pada zaman Sunan Drajat yang digunakan untuk berkumpulnya para ulama, seperti Sunan Drajat alias Raden Qosim dan Sunan Sendang Duwur alias Raden Nur Rahmad. Selain ulama yang hadir dalam hari raya kupatan, binatang air atau kodok ikut serta berkumpul di tanjung yang menyerupai kodok, hingga menjadikan batuan tersebut memiliki nama Tanjung Kodok .Â
Alternatif masyarakat untuk merayakan tradisi kupatan selain di Wisata Bahari Lamongan yaitu Sendang Brumbung. Sendang Brumbung yang berada di Desa Tunggul, Kecamatan paciran selalu dipadati pengunjung pada hari raya kupatan semenjak Tanjung Kodok telah dikelola secara profesional oleh pihak swasta. Selain kegiatan di Desa Tunggul, Kecamatan yang memiliki 1 kelurahan dan 16 desa lain juga memiliki agenda tahunan. Sendangagung merupakan desa yang tetap merawat tradisi leluhur untuk menjalin tali silaturahmi antar sesama, tradisi kupatan di Sendangagung dilaksanakan pada hari ke tujuh lebaran. Tradisi yang awalnya sekedar membawa ketupat untuk dimakan bersama sama, seiring berjalannya waktu mengalami perubahan dan penyesuaian. Salah satu inovasi yang tercipta adanya pawai setiap desa dengan membawa ketupat berbagai bentuk, pentas seni, dan penghargaan.
BAB V
KESIMPULAN
Penelitian ini menyoroti beberapa temuan utama yang menjadi fokus perhatian:
Kontribusi Positif terhadap PAD
Analisis data menunjukkan bahwa marine ecotourism memberikan kontribusi positif yang signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Provinsi Jawa Timur. Pendapatan langsung dan tidak langsung yang dihasilkan dari aktivitas pariwisata ini memberikan dorongan ekonomi yang penting bagi daerah tersebut.
Dampak Positif pada Pertumbuhan Ekonomi Lokal