Mohon tunggu...
Daniel Mashudi
Daniel Mashudi Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer

https://samleinad.com E-mail: daniel.mashudi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tiga Kota

25 Maret 2024   07:08 Diperbarui: 25 Maret 2024   07:28 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dibuat dengan AI

Darwin tengah berada di kamarnya, ketika tiba-tiba didengarnya suara tembakan senapan. Sepertinya suara itu dari kamar mamanya. Darwin sangat ketakutan.

Pintu kamar terbuka, ternyata Piter yang datang. Darwin berlari ke arah Piter. Ia ingin memeluk papanya.

Namun, Piter mengarahkan senapan ke arah Darwin. Dan terdengarlah suara tembakan kedua di rumah itu.

Darwin terpental ke belakang. Ia tergeletak di lantai dan merasakan sakit luar biasa di dahinya.

Darwin mencoba bangkit. Ia melihat Piter menangis histeris sambil memeluk anak kecil.

"Kita pulang ke Jogja, Darwin!" teriak Piter sambil mencium anak itu.

Darwin ketakutan. Ia meninggalkan rumah itu. Berpuluh-puluh tahun ia bersembunyi.

***

Hingga suatu hari Darwin melihat seorang anak seusia dengannya di tepi sungai kecil di depan sana. Darwin menghampirinya.

"Kamu lagi apa?"

"Lagi cari ikan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun