***
Jakarta
Sudah setengah tahun Teguh berada di Jakarta. Ia meninggalkan Wonosobo karena mendapatkan pekerjaan baru di salah satu pabrik di ibu kota.
Sebuah rumah tak seberapa besar ia tempati, bersama istri dan anaknya. Bukan rumahnya sendiri, melainkan fasilitas dari pabrik. Jabatannya lumayan tinggi sehingga fasilitas itu bisa diperolehnya.
Setiap urusan pekerjaan beres ditanganinya. Namun, ada satu perkara yang terus mengganjal di hatinya. Teguh begitu khawatir dengan keadaan Bayu.
Tak lain karena anak londo itu yang tak mau berpisah dengan Bayu. Dari Wonosobo ke Jakarta, anak londo itu ikut serta.
"Sebentar lagi kita berangkat ke rumah Pak Sutisna, ya, Bu," kata Teguh kepada istrinya.
"Iya, Pak. Sudah siap semuanya. Bayu juga sudah rapi."
Lima menit kemudian keluarga itu berangkat. Teguh memegang setir, sementara istrinya duduk di sebelah kirinya.
Bayu duduk di kursi belakang. Di sebelahnya tentu ada Darwin, si anak londo itu.
Dengan kecepatan sedang, mobil sedan itu menuju ke barat Jakarta. Hingga akhirnya berhenti di depan sebuah rumah.