Jepang telah memperoleh kemenangan di Pasifik. Tentara Asia Timur kemudian berhasil masuk ke Indonesia. Kedatangan mereka membuat orang-orang Belanda seperti Piter, menjadi terancam.
Piter sebenarnya lebih suka tinggal di Yogyakarta. Ia punya rumah yang cukup nyaman di luar kota. Di belakang rumahnya ada sebuah bukit, yang langsung menghadap ke laut selatan.
Namun, ia tak punya pilihan lain. Situasi yang tengah genting membuatnya ikut perintah untuk pindah ke Wonosobo. Ia membawa serta Johana, istrinya yang cantik dan Darwin, anak laki-lakinya yang berusia 10 tahun.
"Aku mau pulang, Papa!" rengek Darwin suatu hari.
"Nanti kita pulang, Darwin."
"Papa janji?"
"Iya, Papa janji."
"Janji kita akan pulang ke Jogja?"
Piter mengangguk. "Iya, sayang."
Jepang semakin menunjukkan kekuatannya di Indonesia. Tak hanya menguasai kota-kita besar, tentara Jepang juga bergerak cepat masuk ke kota-kota kecil.
Piter mengkhawatirkan keadaan dirinya dan keluarganya. Ia takut jika dirinya ditangkap Jepang, dan tak tahu bagaimana dengan nasib istri dan anaknya. Pikiran Piter begitu kacau.