Muncul doktrin "eclecticism" yang memungkinkan komunitas peneliti menghindari fragmentasi dengan mendorong adanya ragam paradigma tertutup yang hidup berdampingan.
Doktrin ini, di satu sisi menghasilkan kajian ilmiah yang pesat tetapi di sisi lain menghalangi kritik terhadap asumsi fundamental dan meruntuhkan dialog yang memungkinkan adanya transformasi lanjutan.
Tekanan eksternal terhadap transformasi simbolik berasal dari perubahan yang terjadi dalam iklim intelektual dan/atau lingkungan sosial ekonomi yang berdampak terhadap apa yang kita lakukan, bagaimana kita berpikir, dan komunitas seperti apa yang dapat kita bentuk.
Delapan Perspektif dalam Literatur Wacana dan Komunikasi
Berikut ini adalah delapan perspektif dalam literatur wacana dan komunikasi:
Sosiolinguistik: berpusat pada kajian bahasa sebagai sistem tanda yang menunjukkan variable struktur organisasi statis, komunitas pekerjaan, dan gender / kelas.
Analisis pembicaraan (conversation): fokus pada sintaksis dan kualitas pembicaraan, memperlakukan percakapan sebagai sebuah prestasi.
Kognitif linguistik: menggeser fokus dari bahasa kepada makna yang dimiliki pengguna bahasa; oleh karena itu, pengorganisasian merupakan proses pemaknaan bersama oleh wacana.
Pragmatis: yaitu wacana menghasilkan pengorganisasian melalui ucapan sebagai tindak tutur, yang membentuk komunitas penutur, melakukan percakapan, bercerita, menegosiasikan perintah, dan memberlakukan urutan dan pola interaksi.
Semiotik menekankan pada sistem tanda dan bagaimana bahasa ditunjukkan melalui pola pemaknaan di tempat kerja, sistem panggilan darurat, dan imej perusahaan.
Analisis retorika yang menyoroti makna, teks, dan konteks sebagai ciri khas analisis bahasa.