"Saya harus keluar" kata saya lagi "saya harus mencari Fred"
"tidak..." Prita yang berbicara kali ini "dia cukup berpengalaman pastinya didalam hutan, kita tidak bisa kehilangan satu orang lagi malam ini"
Pukul 18.20
Penjaga pintu hutan konservasi kembali, kali ini dia tidak sendiri. Datang bersama satu orang lainnya untuk menjemput kami dengan sepeda motor. Kevin dan Prita menjadi dua orang yang harus terselamatkan terlebih dahulu. Ketakutan Kanaya pada gelap, masih terbantu dengan cahaya remang senter ponsel yang batrenya mulai menipis itu. Tapi Kevin, bisa kapan saja menjadi lebih buruk kondisinya. Dan kami semua sepakat, Kevin seharusnya ditemani Ibunya. Fred belum kembali.
Pukul 18.50
Kali ini sebuah mobil hadir siap membantu. Dibelakangnya penjaga pintu hutan konservasi dan temannya itu mengikuti. Lukman, Anggi dan Kanaya menumpang didalam mobil untuk sampai ke perkampungan tempat Prita, Her dan Kevin menunggu. Sedangkan saya bersama dua orang tersisa mencari keberadaan Fred.
Pukul 21.00
Kami menemukan Fred lewat api yang dibuatnya ditengah hutan. Fred berlasan, dia tidak bisa kembali sebab petunjuk jalan yang dibuatnya tidak terlihat. Sehingga dia nyasar dan menunggu bantuan dengan api unggun itu. Saya tidak bisa marah, walaupun sebenarnya kami tidak bias menyembunyikan khawatir yang berlebihan kalau -- kalau kehilangan seorang Warga Negara Asing dihutan ini.
Pukul 21.30
Kami sampai di perkampungan terdekat. Fred tampaknya masih tidak terima ranselnya diacak -- acak oleh Prita. Saya berusaha memberi penjelasan bahwa Kevin membutuhkan pengobatan secepatnya, dan Fred satu -- satunya yang membawa perbekalan obat pertolongan pertama. Tetap saja Fred tidak terima, dia akan meluapkan amarahnya kalau saja Prita masih ada disana.
"Prita, Kevin dan Pak Her lebih dulu dibawa ke penginapan" kata Lukman, sebelum saya sempat bertanya.