Dalam era modern, konsep zuhud bisa diterjemahkan sebagai berusaha menjalani kehidupan sederhana dan tulus. Ini mencakup tidak hanya menjauhi kekayaan materi yang berlebihan tetapi juga tidak membiarkan kekayaan itu mempengaruhi perilaku dan hubungan dengan Allah. Zuhud adalah tentang memprioritaskan nilai-nilai spiritual dalam hidup sehari-hari.
Contoh :
Aisha adalah seorang profesional muda yang hidup di kota besar. Meskipun dia memiliki pekerjaan yang baik dan gaji yang tinggi, dia telah memilih untuk tinggal di apartemen sederhana dan membagikan sebagian besar pendapatannya kepada yayasan amal. Dia menyadari bahwa kekayaan materi tidak membawanya lebih dekat kepada Allah. Dengan cara ini, dia menjalani kehidupan yang sederhana dan tulus dalam pengejaran nilai-nilai spiritual.
3. Wara
Al-Wara' adalah menghindari segala sesuatu yang tidak baik. Tapi Para sufi memiliki pandangan sendiri, wara' berarti meninggalkan sesuatu yang tidak jelas hukumnya, seperti Ibrahim ibn Adham berpendapat bahwa Wara' adalah meninggalkan suatu kemewahan dan segala hal yang masih diragukan. Dari segi jenis, wara' dibagi menjadi dua, yaitu wara' ke luar, yaitu tidak menggunakan anggota badan untuk hal-hal yang tidak disetujui oleh Allah st, dan wara' bathiniyah yaitu tidak mengisi hatinya kecuali Allah
Dalam kehidupan sehari-hari, wara' dapat diinterpretasikan sebagai sikap hati-hati dan berhati-hati dalam menjalani kehidupan. Ini melibatkan penghindaran dari situasi atau tindakan yang tidak jelas hukumnya dan berusaha untuk selalu melakukan hal yang baik dan benar dalam segala aspek kehidupan.
Contoh :
Saif adalah seorang pelajar yang sedang menjalani ujian besar. Meskipun temannya menawarkan metode curang, dia tegas menolaknya karena tahu bahwa itu adalah tindakan yang tidak benar. Dia menjalani ujian dengan jujur dan hati-hati, menghindari segala bentuk kecurangan, karena dia menghormati prinsip wara' dalam menjalani hidupnya.
4. Al-Faqr
Al-Faqr secara harfiah biasanya diartikan sebagai orang yang berhajat, orang yang membutuhkan atau miskin. Sementara dalam pandangan sufi tidak meminta lebih dari apa yang sudah kita miliki, Tidak meminta rezeki kecuali hanya untuk bisa lari kewajiban, tidak meminta meskipun mereka tidak ada dalam diri sendiri kami. Jika diberikan diterima, jangan minta, tapi juga jangan menolak
Al-Faqr dalam kehidupan sehari-hari dapat direfleksikan sebagai sikap syukur dan tidak pernah merasa kekurangan, terlepas dari seberapa besar rezeki yang diterima. Ini melibatkan rasa puas dengan apa yang telah diberikan Allah dan bersikap rendah hati tanpa keserakahan dan kebanggaan.
Contoh :
Khadijah adalah seorang ibu tunggal yang menghidupi anak-anaknya dengan pekerjaan paruh waktu. Meskipun memiliki keterbatasan finansial, dia tidak pernah meminta lebih dari yang dia butuhkan dan selalu bersyukur atas rezeki yang diberikan Allah. Dia mengajarkan anak-anaknya untuk hidup sederhana dan tulus, tanpa keserakahan dan kebanggaan.
5. Sabar