2. Fokus pada Pembinaan Sosio-Moral Masyarakat Muslim:
Neo-Sufisme mengalihkan perhatiannya pada pembinaan sosio-moral masyarakat Muslim. Hal ini berbeda dari tasawuf tradisional yang lebih berfokus pada dimensi individu dan kurang terlibat dalam masalah sosial.
3. Sifat "Puritanis dan Aktivis":
Karakteristik keseluruhan dari Neo-Sufisme adalah "puritanis dan aktivis," menunjukkan bahwa Neo-Sufisme mendorong sikap moral yang kuat dan keterlibatan aktif dalam masyarakat.
4. Penyelarasan dengan Syariah:
Neo-Sufisme menolak praktek-praktek tasawuf ekstrem, seperti ritual dzikir yang melibatkan tarian dan musik, dan lebih mematuhi konsep syari'ah.
5. Menolak Pemujaan Terhadap Para Wali-Sufi dan Kuburannya:
Neo-Sufisme menolak fanatisme dalam penghormatan terhadap para wali-sufi dan kuburannya, dengan tujuan menjaga tauhidullah.
6. Penolakan Ajaran Wahdat al-Wujud:
Neo-Sufisme menolak pemahaman ajaran wahdat al-wujud yang dianggap kontroversial dan lebih memahaminya sebagai transendensi Tuhan yang tetap sebagai Khaliq.
7. Penolakan Fanatisme Murid terhadap Guru: