Mohon tunggu...
Cika
Cika Mohon Tunggu... Tutor - ...

No me gusta estar triste . Pecinta "Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang" #WARKOP DKI . Suka menjadi pekerja tanpa melewati titik kodrat wanita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kusembur Sirih Sampai Perih

7 April 2020   08:59 Diperbarui: 7 April 2020   09:20 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image by bahanamahasiswa.com

"Ini bahaya, sangat menyeramkan. Aku nda mau kampung kita yang bersih tiba-tiba jadi penyakitan. Jadi tadi aku sama karang taruna sudah buat pagar perbatasan, kita harus bergotong royong dan kompak menolak kedatangan tetangga kita dari kota."

"Tapi mereka saudara kita Mbah, kalau sampai lebaran mereka tidak bisa bertemu kita bagaimana?"

"Nah ini yang mau ta kemplang, eh Surti memang kamu yakin anakmu sehat?"

"Sehat lah Mbah, dia aman"

"Kalau di jalan dia bertemu yang sakit bagaimana?. Bilan anakmu, nda usah jadi pulang, aku nda akan ijinkan."

"Dengar ya, saat ini kita masih bisa duduk berdempet-dempet di Mesjid ini, kamu tahu di Kota? Jumatan sudah tak boleh, besok puasa saja tidak boleh ada tarawih, kalau masih mengkhawatirkan, Shalat Ied saja tidak ada. Apa kamu mau begitu?"

"Semakin banyak yang bandel kayak sampeyan semakin lama virusnya jalan-jalan"

Seluruh masjid tepuk tangan, aku bangga sama Mbah. Jawara kampun ini tudak asal ngomong.

Pak RT angguk-angguk kepala, Bude Surti menunduk bingung.

"Pokone, di gerbang kampung hanya ada 2 jalan"

"Satu jalan khusus untuk kita penduduk kampung. Ingat kalian pergi seperlunya. Di Gerbang kalian akan ditanya mau kemana, berapa lama, sama siapa?. Nah satu jalan lagi khusus untuk tetangga kita yang bandel yang baru datang dari kota"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun