Mohon tunggu...
Cika
Cika Mohon Tunggu... Tutor - ...

No me gusta estar triste . Pecinta "Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang" #WARKOP DKI . Suka menjadi pekerja tanpa melewati titik kodrat wanita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kusembur Sirih Sampai Perih

7 April 2020   08:59 Diperbarui: 7 April 2020   09:20 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image by bahanamahasiswa.com

Ih, Moza tidak jelas, aku bergegaa menyusul si Mbah.

"Mbah pulang yuk, mau maghrib nanti Mbah masuk angin'"

"Nda, nda mau Mbah. Tadi kata Pa RT, tetangga kita yang di kota mau pada pulag ke sini.Nanti kalau mereka bawa penyakit itu bagaimana, mbah mau basmi"

"Mbah mereka tetangga kita lo"

"Lah ko kamu bodoh to Ndo, Mbah aja ngerti sama penjelasan Pak RT"

Akhirnya aku bisa bawa pulang Mbah, susahnya minta ampun. Mbah ini memang sangat peduli sama kampungnya, Mbah ini Jawara Kampung.

Adzan Shubuh sudah terdengar syahdu, aku bergegas bangunkan Mbah untuk sama-sama ke mesjid.

Mbah tidak ada, jam masih menunjukkan jam 4 pagi, ini bukan kebiasaan Mbah.

Panik, aku cari ke sekeliling rumah, mbah tidak ada.

"Mbaaaaaaaaaaaah...mbaaaaaah"

Ya Allah, mbah kemana. Mbah ini kalau masih gelap suka gelagapan jalannya, aku takut mbah jatuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun