Sikap petani padi terhadap mutu benih dan keseragaman benih adalah sangat setuju. Sedangkan sikap petani terhadap ketahanan terhadap hama dan penyakit serta hasil panen benih unggul padi juga setuju.
Kelebihan Dan Kekurangan Benih Padi Bersertifikat
 Kementerian Pertanian (Kementan) menganjurkan petani menggunakan benih bersertifikat. Hal itu dimaksudkan agar mereka mendapatkan hasil yang maksimal, karena benih itu sudah melalui proses penelitian yang panjang. Benih semacam itu akan meningkatkan kualitas padi, sehingga petani mendapatkan lebih banyak keuntungan.
Namun yang menjadi masalah saat ini dalam penyediaannya belum dapat memenuhi sasaran 6 tepat (varietas, mutu, jumlah, waktu, lokasi, dan harga). Secara teknis budidaya, petani tidak mengalami kesulitan dalam kegiatan penangkaran benih padi bersertifikat. Budidayanya hampir sama/tidak terlalu banyak perbedaan dengan budidaya padi konsumsi.Â
Meskipun hampir sama dengan budidaya padi konsumsi dalam kegiatan penangkaran benih terdapat hal-hal yang harus mendapat perhatian serius oleh petani penangkar. Kendala penggunaan benih bersertifikat muncul jika  interaksi  antar  subsistem  tidak berjalan baik. Penangkar benih harus menanam benih satu kelas lebih tinggi dari kelas benih yang akan diproduksi.Â
Contoh, kalau penangkar benih memproduksi benih sebar, maka benih yang ditanam minimal harus kelas benih pokok. Beberapa  kendala  yang disinyalir  sebagai  penghambat  antara lain  sebagai  berikut: Â
1)Penyediaan benih sumber BS untuk program Benih Dasar (BS, FS), bagi balai benih belum
memenuhi  kebutuhan  baik  dalam jumlah,  varietas,  waktu,  dan keberlanjutannya;
 2)  Kemampuan teknis dan permodalan produsen benih, terutama  swasta/penangkar  masih
terbatas sehingga revolving system pun kurang berjalan lancar;
3) Benih yang tersedia  kadang  tidak  tersalurkan karena  distribusinya  tidak terkoordinasi  dengan  baik.  Padahal jika  benih  tersebut  disimpan  dahulu akan  memerlukan  biaya  tinggi  dan mutunya  terancam  kemunduran;