8) Kegiatan pendidikan dan pelatihan tidak selalu dapat menjaring sumber daya manusia, yang akan berkiprah dalam bidang perbenihan, khususnya sebagai penangkar benih profesional
9) Lembaga dan dana untuk kegiatan pendidikan dan pelatihan perbenihan terbatas
10) Tenaga penyuluh perbenihan terbatas sehingga kegiatan penyuluhan bagi penangkar benih dilakukan oleh petugas BPSB
11) Tidak semua tenaga penyuluh pertanian memiliki pengetahuan yang memadai tentang perbenihan
12) Persepsi yang bervariasi terhadap mutu benih antar petani menyebabkan apresiasi yang berbeda terhadap benih
13) Apresiasi petani terhadap mutu benih masih di bawah tanggapnya terhadap varietas unggul baru
14) Petani enggan membeli benih jika harganya lebih mahal daripada biji konsumsi, tetapi ada yang membeli benih SS untuk produksi pangan, sehingga rantai perbanyakan benih SSES terputus (Mugnisjah, 2008).
Perbandingan banyaknya petani yang menggunakan benih bersertifikat dan tidak bersertifikat dapat dilihat dari contoh studi kasus yang diambil penulis pada Gapoktan Empat Sehati Mandiri yang berlokasi di Kubu Rajo Kabupaten Tanah Datar dimana digapoktan  ini terdiri dari beberapa kelompok tani yang memiliki lahan sawah sekitar 25 ha.Â
Varietas yang ditanam oleh para petani adalah varietas bujang marantau,batang piaman,dan benih varieatas 42 disini lebih banyak petani yang menggunakan benih padi yang bersertifikat karena petani tersebut beranggapan dengan menggunakan benih yang bersertifikat akan meningkatkan hasil produksinya walaupun harus mengeluarkan beberapa biaya yang lebih besar selain itu dengan menggunakan benih bersertifikat juga memiliki tingkat kemurnian benih yang baik,daya simpan dan kecambah yang baik serta sifat-sifat varietas yang baik sesuai dengan yang diinginkan oleh petani, tingkat produksi pertanian yang menggunakan benih bersertifikat juga memberikan hasil yang lebih baik dari segi kualitas dan kuantitas dibandingkan dengan yang tidak menggunakan benih bersertifikat,meskipun dari kelebihan tersebut ada juga beberapa kendala yang dihadapi oleh para petani tetapi petani tidak terlalu mengkhwatirkan hal tersebut. Â
Gapoktan ini merupakan gabungan dari beberapa kelompok tani yang di dibina oleh Dinas Pertanian Kabupaten Tanah Datar dan diketuai oleh Pak Anasrul, dimana gapoktan ini menyediakan beberapa benih bersertifikat yang diperjual belikan pada para petani disekitar tanah datar dengan harga yang sama setiap varietasnya yaitu dengan harga Rp. 11.000,00/kg nya, sedangkan benih yang tidak bersertifikat harganya hanya berkisar antara Rp. 7.200-8.000/kg nya.Â
Dengan perbandingan harga yang cukup jauh tersebut para petani tetap memilih benih yang bersertifikat dengan alasan masing-masing. Beberapa alasan petani menggunakan benih bersertifikat tersebut karna hamanya tidak terlalu banyak,produksinya juga cukup tinggi selain itu cara perawatannya lebih cukup mudah.Â