Kuni terbang melayang kira-kira satu meter di atas tanah. "Kami akan menari untuk menumbuhkan tunas-tunas sayuran."
Kuni merentangkan kedua tangan lalu mengayunkannya bergantian ke depan dan ke belakang. Dia mulai bernyanyi, suaranya yang merdu membuat Inge terpesona. Kuni terus saja menari dengan gerakan yang lembut dan indah. Sayap ketiga peri itu bersinar indah tapi bagian yang hitam tidak ada perubahan. Beberapa saat kemudian tanah tampak bergoyang dan muncullah tunas-tunas.
Jen mulai menari dan bernyanyi. Muncul sinar kuning dari kedua tangannya. Tunas-tunas ikut bergoyang mengikuti gerakan sinar. Jo terbang cepat di atas tunas-tunas. Awan gelap muncul bergulung-gulung lalu hujan mulai turun. Jo menghentakkan tangan ke samping dan awan itu terurai lalu hilang.
"Kalian bersenang-senang tanpa aku?" Suara Dry terdengar riang, tidak terdengar seperti orang protes.
"Bukannya kamu yang bersenang-senang berdua?" sindir Jo, membuat pipi Eva memerah.
Inge terbang mendekati Eva. Seperempat bagian sayap Eva sudah berwarna hitam. Perubahan yang sangat cepat. Apa ini karena Eva berdekatan dengan Dry. Sayap Kuni juga menghitam dengan cepat setelah Inge melihat mereka pergi berdua ke arah hutan.
"Kalian dari mana saja?" tanya Inge dengan ketus. Tiba-tiba dia merasa seperti ada yang meremas pergelangan tangannya.
"Dari hutan. Dry menunjukkan sebuah altar leluhur yang sangat indah. Aku mencoba berbaring di sana dan merasakan kedamaian."
"Sebaiknya kita pergi dari sini. Aku merasa aneh," bisik Inge.
"Aneh? Kamu tuh yang aneh. Jangan-jangan kamu menyuruhku pergi karena ingin mendekati Dry?" Suara Eva melengking tajam.
"Aw, Aduh." Eva menjerit kesakitan.