Mohon tunggu...
Christine Gloriani
Christine Gloriani Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Pembaca yang belajar menulis

Pembaca yang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gelang Persahabatan

8 Desember 2018   05:25 Diperbarui: 8 Desember 2018   05:21 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kita bukan kekasih. Kamu sudah memperdayaku dan juga melukai Inge." Eva berusaha menyentuhkan tusuk konde pada bayangan Dry yang berfungsi seperti perisai.

Dry sibuk berkelit hingga tidak menyadari kalau ikatan pada Inge menjadi longgar. Inge berhasil membebaskan tangan kanan lalu menarik tusuk konde. Dia menancapkan tusuk konde pada salah satu tangan bayangan Dry. Serta merta Dry melemparkan Inge.

Inge bisa menguasai tubuh hingga tidak jatuh terlentang. Dia bahkan bisa langsung terbang mendekati Dry. Inge dan Eva menyerang secara bersamaan. Bayangan hitam Dry satu persatu musnah, sekarang tinggal Dry saja tanpa pelindung.

"Kalian berdua memang kuat tapi aku tidak akan menyerah." Napas Dry terdengar ngos-ngosan, tenaganya sudah terkuras.

"Ucapkan selamat tinggal pada dunia." Inge memegang tusuk konde dengan kedua tangan dan menghujamkan ke lengan kanan Dry. Eva mengambil kesempatan untuk menusuk jantung Dry hingga dia jatuh tersungkur.

"Kalian berdua ...." Dry menggapai Eva tapi tubuhnya sudah terlebih dahulu berubah menjadi debu dan menghilang.

"Warna sayapmu sudah kembali lagi." Inge memandang Eva dengan penuh haru.

Eva berlari untuk memeluk Inge. "Terima kasih sudah menyelamatkanku. Kamu memang sahabat sejatiku."

Gelang persahabatan mulai berpendar berkilauan. Mereka berdua berpelukan sambil tersenyum. Suasana berubah menjadi gelap. Mereka berpelukan semakin erat.

"Selamat datang. Selamat menjadi sahabat sejati," ucap peramal.

"Terima kasih sudah mempererat ikatan kami." Inge tersenyum sambil merangkul sahabat terbaiknya. Sekarang dia tahu maksud dari ramalan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun