Yng mereka tahu dan yang mereka inginkan adalah, meeka mau mamanya kan terus mendampingi mereka!
Jadi, ketika kemarin bapak membuat rencana untuk mereka tetap mengikuri rencana utama, ke Las Vegas, lalu ke Los Angeles dan pulang ke Jakarta, itu bukan hanya sekedar mengikuti planning utama saja.
Tetapi, bapak memikirkan betapa anak2 akan semakin terpuruk, jika mereka hanya di rumah sakit saja sampai pulang ke Jakarta.
Mereka harus melihat mamanya yang tidak bisa bergerak dan suaranya seperti alien, serta kata2nya tidak bisa dimegerti, setiap hari, setiap saat, sampai mereka harus pulang ke Jakarta.
Betapa kasihannya mereka. Dan, mungkin itu akan berdampak psikologis mereka, dalam masa depan mereka .....
Hari itu, bapak banyak bercerita tentang kelucuan anak2ku, yang membuat hati dan dadaku hangat sekali. Banyak tersenyum dan tertawa. Kedua orangtuaku, benar2 berusaha untuk menghibur aku, karena aku pun tahu bahwa mereka sangat mengerti, aku sedang galau.
Bapak bertanya,
"Yanti, apakah kamu sudah berpikir, kira2 kamu harus bagaimana?"
Aku suka jika berdiskusi dengan bapak, tetapi aku tidak bisa menjawab. Suaraku masih seperti alien dan kata2ku tidak bisa dimengerti.
Aku cuma mengangguk saja. Dan tersenyum. Aku mencoba berkata2. Yang jelas, aku berusaha minta bapak menelpon atasanku untuk minta resign, karena aku tidak tahu, kapan aku bisa sembuh dan bekerja kembali.
Aku sudah sangat bisa menerima dengan keberadaanku. Aku udah bisa mengerti, betapa aku harus mengundurkan diriku dari persaingan pekerjaan2ku di Jakarta. Sehingga, dengan keadaanku sendiri, aku minta bapak menelpon atasanku untuk minta resign.