Bapak diam termangu, sejenak, sebelum beliu bergerak untuk mengambil hp nya. Dan, memutar nomor atasanku.
Bapak cukup dekat dengan atasanku, pak Halim karena perusahaan bapak, PT Multikon, ikut membangun mega proyekku, Central Park.Dan, hubunganku dan bapak, sangat dekat. Sebagai ayah dan anak, dan sebagai partner pekerjaan.
Aku seagai arsitek dan bapak seorang insinyur sipil, dan sama2 mencintai Jakarta, kami sangat dekat sebagai teman diskusi.
Bapak sangat mengerti tugas2ku dan bapak tahu, bagaimana aku membangun Central Park.
Ketika bapak berusaha menelpon atasanku, tiba2 bapak menutup telpnyanya. Waktu itu jam 9.00 pagi, dimana di Jakarta sudah jam 11.00 malam!
Hahaha .....
Aku pun lupa bahwa Amerika berada di belakang Jakarta 14 jam, jadi bapak harus menunggu nanti malam untuk menelpon pak Halim. Minimal, jam 7.00 malam untuk bisa meraih jam 9.00 pagi dan pak Halim sudah di kantor.
Aku tersenym lagi, dan akhirnya aku dan kedua orang tuaku banyak tertawa, untuk menghiburku ......
Ah .... Iya!
Aku minta bapak untuk menelpon sahabat2ku di Jakarta! Pasti mereka masih bangun, belum tidur. Karena selama ini, kami adalah kalong2 yang bergerak malamm sampai pagi. Jam 11.00 tu bukan apa2!
Jadi, dengan susah payah, aku meminta bapak menelpon Diani dan Valentino, sahabat2ku. Aku lupa apakah bapakku punya nomor telp mereka, tetapi  ternyata ada, dan kami terhubung dengan Diani dan Valentino.