Dan, setelah beberapa saat kemudian aku baru tahu tentang biaya ini semua ditanggung oleh asuransi AIG.
Begitu aku sudah nyaman dengan tempat dan keadaanku, penumpang yang lain baru bisa masuk, dan aku hanya melihat dengan santai sambil berbaring .....
Pesawat itu terbang segera, tanpa delay. Kami naik China Airline, menuju Jakarta dengan transit di Taiwan, slama beberapa jam.
Berangkat sekitar jam 8.00 malam, terbang sekitar belasan jam dan sampai sekitar jam 2.00 siang di Taiwan, keesokan harinya.
Selama di dalam pesawat, Bruder Frank benar2 melakukan pekerjaan nya, sesuai dengan job-desk nya. Dia selalu membuka laptopnya, dan sepertinya dia selalu membuat laporan2 tentang keadaanku. Setiap saat, dia mmeriksa keadaanku, dan menuliskannya di laptopnya.
Obat2anku waktu itu, banyak sekali dengan waktu minum obat masing2 berbeda.
Bruder Frank teliti sekali, setiap waktu aku untuk minum obat walau aku tiduurpun, dia selalu membangunkanku untuk minum obat. Dan, sebelum minum obat aku selalu diberi beberapa potong kue atau biscuit. Katanya, untuk supaya perutku tidak sakit, minum obat dalam perut kosong.
Sepertinya, Bruder Frank sama sekali tidak pernah tidur, dengan padatnya jadwal minum obatku .....
Bruder Frank benar2 siaga untukku. Tidak salah rumah sakit San Francisco itu menunjuk beliau untuk mengantarku pulangke Jakarta. Dedikasinya luaar biasa.
Saat itu, aku sangat ingin memeluknya seperti aku memeluk bapakku. Tetapi, apa daya aku tidak mungkin bisa dengan keadaannku .....
Perjalanan Amerika -- Jakarta atau sebaliknya, memang sangat lama, minimal 20 jam. Yang aku tahu, Jakarta -- Amerika yang terdekat adalaj Jakarta -- Los Angeles dengan 1x transit, memakan waktu sekitar 20 jam.