Setelah dapat, kami langsung dengan memakai ambulance rumah sakit, kami diantar ke hotel terdekat. Setekah chek-in, kami masuk ke kamar masing2.
Aku dengan adikku dan Bruder Frank dalam 2 kamar yang berbeda tetapi mempunyai 'connecting door', supaya sewaktu2 aku bermasalah, Bruder Frank siap untuk membantu adikku yang merawat aku.
Adikku membeli makan malam kami dan kami makan bersama di kamar hotel, sambil bercanda, untuk menghilangkan stress yang ada ......
Aku tersenyum senang.
Hari itu kulewatkan dengan cukup baik.
Mulai dari panic melihat darah segar mengucur dari selang kateterku yang semakin merah menghitam, lalu diantar ambulance dari pesawat di bandara internasional Taiwan, menuju rumah sakit terdekat.
Lalu, bermasalah dengan rumah sakit yang penuh dan menurutku cukup jauh dari standard medis.
Lalu, akupun diminta menginap di gudang obat2an! Itu yang paling parah! Pasien asing pasca-stroke, diberikan ruang sebuah gudang obat, dengan suasana dan "rasa" yang membuat tubuhku terus meremang .....
Dan kemudian, hasil pemeriksaan kedaanku, ternyata aku tidak apa2, tetapi "hanya" stress otakku yang cacat dan membuta darah segar dan menghitam terus mengalir ke kantor kateterku!
Akhirnya, aku bisa tinggal bersama adikku dan Bruder Frank di hotel. Dan, ketika besokny aku tidak mengalami pendarahan lagi, aku diperbolahkan terbang lagi Jakarata .....
Jarak antara Taiwan ke Jakarta itu sekitar 4 jam sampai 4,5 jam, dimana hanya sebentar dan penerbangan tidak sampai ratusan meter diatas permukaan bumi. Jadi, meniritku memang itu yang bisa terjadi, daripada ku tiggal di ruamh sakit di Taiwan.