Adikku mengurus keberangkatan kami terbang ke Jakarta, setelah dipastikan aku memang bisa terbang pulang. Tetapi jika meang tidak bisa aku terbang, reservasi akan dibatalkan, dan aku harus masuk rumah sakit, yang ditemani oleh adikku dan Bruder Frank.
Aku tidak bisa berbuat apa2 dan hanya bisa berdoa, yang terbaik saja yang akan terjadi.
Tetapi, aku tetap berpengharapan bahwa besok aku pasti bisa terbang pulang ke Jakarta! Aku percaya, aku akan pulang besok!
Pengharapanku itu, kubawa tidur, dalam doa. Aku terus berdoa, karena saat itu pendarahan ittu terus mengucur ke kntong kateterku, walau tdak sederas sebelumnya.
Dan, Bruder Frank sudah mengganti kantong kateterku dengan yang baru, sehingga terlihat segar dan bersih.
Aku tertidur dengan percaya tentang esok hari .....
Aku tertidur dengan doa .....
Dan, aku tertidur dengah sebuah pengharapan, bahwa besok adalah hari yang cerah, secerah hidupku dimasa depan, walau tetap dalam keterbatasanku ......Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H