Saat itu, dalam beberapa hari aku akan diterbangkan pulang.
Dengan kondisi otak kiriku yang belum kering karena darah yang merendam, Dokter Gandhi benar2 harus putar otak, apaah aku benar2 bisa dan mampu untuk terbang dalam waktu sekitar 24 jam dari San Francisco sampai Jakarta, serta di ketinggian puluhan bahkan ratusan meter diatas bumi?
Pasien pasca-stroke, memang tidak bisa atau tidak boleh untuk terbang tinggi dan dalam waktu yang lama. Karena tekanan udara itu sedikit banyak akan mempengaruhi kestabilan otakku, apalagi darah segar belum kering dan belum terserap!
Itu masalah pertama dan masalah utama!
Belum lagi tentang, bagaimana caranya aku yang harus terus menerus berbaring selama dalam perjalanan, sementara untuk dipesawat walau di Bussiness Class pun, tidak mungkin berbaring benar2, untuk mengistirahatkan otakku.
Selama 24 jam dan transit satu kali, mampukah aku bertahan?
Saat itu, aku tidak mau pusing memikirkannya, serta tidak peduli dengan resiko2nya. Karena, jika tidak berhasilpun, aku bisa menjadi semakin buruh jika otakku tertekan sedemikian rupa oleh tekanan udara karena terbang tinggi dan lama!
Resiko2 itu cukup berat, karena aku mmang baru kurang dari 2 minggu terserang stroke!
Jika aku harus terbang pulang, yang aku ingat saat itu, aku harus dirawat dahulu minimal 1 bulan dengan berbagai tambahan2 obat dan nutrisi, baru aku bisa diterbangkan pulang.
Menunggu 1 bulan baru bisa diterbangkan pulang?
Bahkan kedua orang tuaku pun berharap segera pulang, bukan karena tidak mau aku dirawat yang terbaik disana, tetapi karena biaya yang luar biasa besarnya!