Wah!Â
Aku senang sekali karena selam 10 hari ini, duniaku Cuma di ruangagn ini dan ruang ICCU, di 3 hari pertama setelah serangan stroke.
Dokter Gandhi meminta tolong seorang suster untuk menyediakan kursi roda untukku. Kantin rumah sakit itu kalau tidak salah, berada di lantai kesekian dari ruangaku, aku lupa. Jadi, aku akan didorong kesana dengan perlahan.
Suster melayaniku untuk menggeser infusku untuk bisa di doromg, dengan memindahkan tiang infuse ke kursi rodaku. Selang kateterku pun di cek, menganti kantong kateterku dan diletakkan di kursi rodaku bagian bawah.
Aku dibungkus oleh selimut tebal untuk bisa keluar dari ruanganku. Karena, pada kenyataannya suhu udaha waktu itu masih dibawah 10 derajat, cukup dingin.
Jika di kamar perawatan itu saja sudah cukup dingin, padahal ada heater untuk kenyamanan pasien, bagaimana dengan diluar ruang perawatan? Sehingga, aku manggut2 saja ketika aku dibungkus oleh selimut tebal, seperi cocon atau kepompongÂ
Hahaha .....
Aku merasa seperti bayi yang dibungkus bedongan. Tangan dan kakiku benar2 terbungkus rapat. Sehingga bahkan tangan kiriku yang bisa menggapai pun tidak bisa keluar!
Dan, aku didudukkan diatas kursi roda .....
Lalu, setelah aku di dudukkan di atas kursi roda, suster membetulkan selimutku. Tangan kiriku dikeluarkan dari selimut, tetapi tanan kiriku tetap dibungkus dengan syal yang membungkus leherku.
Karena aku keluar itu untuk makan bersama dengan adikku di kantin rumah sakit. Bagaimana bisa makan, jika tangan kiriku terbungkus dan tidak bisa menjangkau makananku?