Dan, suster itu membetulkan tubuhku, menambahkan bantal di sisi kanaku, serta terus tersenyum. Dia mengangkat cangkir yang berisi te manis panas, dan menyuapiku dengan hsesendok kecil teh panas tersebut.
Ah, segar sekali. Ruang dingin itu akhirnya tersapu dengan air panas yang semakin hangat, mengalir ke kerongkonganku. Ternyata, cara menelanku pun semakin baik. Puji Tuhan .....
Habis secangkir, aku mau bilang terim kasih, tetapi yang aku dengar, kata2ku meang seperti alien, tanpa arti dan suara yang menggumam.
Ya, seperti kata anak2ku, dan suster itu pun tersenyum lebar seraya membalas,
"No problem, mam ....."
Suster itu pun keluar setelah membetulkan posisi tidurku lagi.
Aku memang belum kuat uduk berlama2, walau sudah diganjal bantal dan ranjang yang ditegakkan. Kepalaku masih berdenyut dan trus berputar jika posisi duduk demikian. Jadi, aku memang harus berbaring banyak, dahulu.
Matahari mulai muncul, dari jendela terlihat sudah mulai terang, sekitar jam 6.00 pagi. Aku berusaha untuk tidur lagi. Sebenarnya, tujuan tidur lagi adalah, untuk memotong waktu dalam hidupku, yang sedang hanya bisa berbaring saja.
Tetapi, tetap saja tidak bisa tidur lagi. Sehingga, otakku terus berputar2, dan banyak sekali yang terpikirkan, walau aku belum mau berpikir.
Yang aku merasa takjub adalah, mengapa aku masih mampu menyerap kata2 orang2 di sekelilingku, walau dalam bahasa Inggris?
Mengapa aku mampu menangkap apa yang ada di sekitarku, walau aku tidak bisa untuk menjawab?