Armand tentu saja marah karena Bram batal ikut bersamanya. Ternyata bukan dengan Bram saja Armand berantem, tapi juga dengan Ratih. Ratih merasa Armand kekanak-kanakan karena lebih memilih cuti kuliah demi sebuah petualangan. Apalagi umur pacaran mereka juga masih seumuran jagung, lagi sayang-sayangnya masak harus pisah selama setengah tahun? Enggak enak banget...
 Pada suatu kali di parkiran kampus, Bram melihat Armand berantem dengan Ratih. Itu adalah berantem yang ke-empat kalinya. Ratih terlihat menangis sedih setelah dibentak-bentak Armand.
Ah, ingin rasanya Bram menggampar Armand untuk kemudian memeluk Ratih, mengusap air matanya sembari membelai rambut panjangnya itu.Â
 Tak lama kemudian Armand masuk ke dalam mobilnya dan berlalu. Sebelum mobil Armand keluar dari gerbang kampus, sebuah notifikasi kemudian muncul di layar hape Ratih, "kita putus!" Tangis Ratih kemudian meledak!Â
*** Â
Â
Dua minggu setelah kepergian Armand, aku bertemu Ratih di sebuah supermarket secara tidak sengaja. Aku kaget ketika tiba-tiba ada yang mencolekku. Ketika aku berbalik ternyata Ratih.
"Bram, ternyata kamu di sini ya, kirain kamu ikut dengan Armand!"
"Hai sis. Iya tadinya aku memang mau ikutan, tapi dulu rencananya kan cuma sebulan. Trus karena berubah dan harus cuti kuliah, yah aku gak bisa Rat.
"Oh gitu. Soalnya kalian berdua kan kayak kembaran gitu. Kemana-mana selalu berdua. Liburan gini, sepi dong gak ada Armand ya?"
"Ah enggak juga. Justru sekarang ini aku punya banyak waktu me-time. Bisa ngapa-ngapain tanpa harus bergantung kepada Armand atau anggota gang lainnya. Ternyata sendirian itu enak juga lho Rat"