Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Anies, "Lord LBP, I Come To You With Menu Of Problem"

19 Maret 2021   18:30 Diperbarui: 14 April 2021   20:28 893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudahlah miskin, janganlah lagi diperbodohi, apalagi di-pehape! Dimana-mana orang miskin tidak akan mungkin bisa beli rumah. Tidak di New York, London, Paris, Singapura hingga Singaparna di Jawa Barat sana. Lha, bisa makan kenyang saja sudah disyukuri, konon beli rumah lagi!

Itulah sebabnya negara (Pemerintah Daerah) harus berpihak kepada orang miskin dengan cara menyewakan rumah (secara murah) kepada orang miskin, bukan malah menjualnya!

Teranyar, penghasilan orang miskin di Jakarta kini bukan lagi Rp 10 juta/bulan, melainkan Rp 14 juta/bulan! Gila benar! Kini penghasilan peminat Rumah DP Nol Rupiah sudah dinaikkan pula menjadi Rp 14 juta/bulan. Dengan penghasilan segitu, "orang miskin" kini bisa mencicil hingga Rp 4,2 juta/bulan. Bukan itu saja, orang miskin pun kini sanggup menyewa ART dan membeli mobil LGCC secara cicilan. Tentunya bakalan banyak warga yang mau menjadi "Crazy Poor Jakarta!"karena menjadi "Crazy Rich Surabaya" pastinya sangat sulit...

Keempat, Pembangunan Light Rail Transit (LRT) fase II masih 0 persen

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI Jakarta, pembangunan LRT direncanakan sekitar 110 kilometer yang terbagi dalam 7 rute. Selain RPJMD, proyek ini juga tercantum di dalam Peraturan Presiden (Perpres) no. 55 tahun 2018 tentang rencana induk transportasi Jabodetabek tahun 2018-2029 dan Perpres no. 56 tahun 2018 tentang Proyek Strategis Nasional (PSN).

Pembangunan LRT fase I dimulai 22 Juni 2016 hingga awal 2019 telah merampungkan rute perintis Kelapa Gading-Velodrome sepanjang 5,8 kilometer dan bangunan depo yang mampu menampung kereta untuk seluruh rute LRT. Namun pembangunan LRT fase II tidak kunjung dimulai. Seperti telah diuraikan di atas, dana pembangunan LRT fase II memang telah dihapus dari APBD DKI Jakarta 2020 lalu. Kalau dananya sudah raib, apalagi yang mau dibangun?

Namun rasanya proyek kebanggan di era Asian Games 2018 ini tak akan mungkin dibiarkan mangkrak begitu saja seperti proyek Hambalang. Entahlah, mungkin Pusat lebih suka menunggu saja kehadiran Plt Gubernur yang baru. Mungkin saja ada "orang Pusat" yang tidak suka kalau Anies yang akan meresmikan LRT fase II ini nantinya, apalagi proyek ini kan tidak masuk APBN.

Sebenarnya masih banyak lagi persoalan pelik Jakarta yang seharusnya segera mendapat penanganan yang tepat dari pihak-pihak terkait. Penulis mungkin akan menuliskannya dikesempatan lain. Mari kita tunggu dan lihat perkembangan selanjutnya.

Salam hangat,

Referensi,

dw.com

kompas.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun