KEDUA, Topografi yang rendah.
Dari sudut teknis (kalau ada dana) topografi yang rendah tidak menjadi halangan agar terhindar dari banjir. Wong di Dubai banyak hotel mewah dibangun sampai 20 meter di bawah permukaan air laut!
Sebagian besar wilayah negeri Belanda pun berada dibawah permukaan air laut. Namun rumah penduduknya tidak terendam banjir juga.
Ada dua tantangan pokok dalam upaya mengendalikan banjir Jakarta ini.
1. Banjir rob di Utara Jakarta.
Pemanasan global dan efek rumah kaca, kemudian mencairkan jutaan ton es di Utara Bumi yang secara signifikan telah menaikkan permukaan air laut.
Kondisi itu ternyata berdampak juga pada perubahan arah dan kecepatan angin yang terkadang membuat gelombang laut menjadi ekstrim di beberapa pantai.
Solusi rob ini memang hanya satu, pemasangan tanggul yang dilengkapi klep otomatis untuk menahan air laut masuk ke daratan. Di belakang tanggul juga dipasang parit yang dilengkapi pompa.
Tujuannya agar ketika air laut berhasil melewati tanggul, air tersebut tidak langsung menyerbu daratan, tetapi tertahan di parit. Air laut di dalam parit kemudian dipompa kembali ke laut.
Sebaliknya ketika terjadi banjir di daratan Jakarta, air kemudian mengalir ke laut melalui pintu klep otomatis yang terdapat di bawah permukaan tanggul.
Cara kerja pintu klep otomatis ini persis seperti klep pada sumur bor. Ketika pompa air menyala, maka klep pada pipa akan terbuka. Otomatis air dari sumur mengalir ke toren. Sebaliknya ketika pompa air mati, klep akan tertutup. Air akan tertahan di pipa, dan tidak turun ke sumur.