Mohon tunggu...
chandra krisnawan
chandra krisnawan Mohon Tunggu... SWASTA -

pekerja logistic di Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cak Gepeng Nanggap Petruk (Tersandung Kuitansi Blong)

29 Desember 2016   12:58 Diperbarui: 29 Desember 2016   13:12 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Kalau seperti itu ceritamu, Truk, Petruk, apa aku boleh curiga terhadap proyek-proyek yang dilaksanakan saat ini? Mulai dari penggelembungan anggaran hingga kuitansi-kuitansi blong.”

“Curiga boleh, tapi jangan sampai kecurigaan itu menyebabkan pembangunan negeri ini macet. Yang bisa dilakukan adalah ikut aktif mengawasi proyek-proyek yang tengah dikerjakan. Jadi proyek itu bisa transparan. Caranya bagaimana? Yang paling mudah, kalau menjadi vendor atau bintang tamu, jangan mau bertandatangan di atas kuitansi kosong.”

“Tapi jika yang mengawasi disuguhi roti terus jadi mengantuk bagaimana, Truk? Apalagi pulangnya dapat sangu. Ya, lebih enak ikut, brow.”

“Tidur saja, Mbah, sudah mengantuk! Anda membuat saya iri, yang diomongkan sangu terus” kata Petruk sambil menyentil rokoknya jauh-jauh lalu berdiri hendak meninggalkan Cak Gepeng.

“Sebentar! Sebentar! Kamu mau pergi ke mana?”

“Lha, sudah selesai bukan cerita saya? Anda kalau ingin Petruk bercerita, jangan hanya disuguhi kopi dan rokok. Pulang-pergi membutuhkan bensin, Mbah,” kata Petruk sambil terkekeh. Lalu dalam sekejap dia pun melesat ke langit dan lenyap.

Tinggal Cak Gepeng seorang di teras. Tapi dia tidak sendirian. Bagong dan Gareng sedari tadi bersembunyi di balik atap rumah mendengarkan perbincangan mereka. Cak Gepeng mengetahuinya dan membiarkan kedua penekawan itu asyik dalam persembunyiannya.

“Hayoh, segera keluar kalau tidak ingin aku lempar teklek!”

“Ajauw, Mbah,” teriak Gareng yang lalu turun dari atap.

“Mana temanmu yang satu lagi? Kenapa dari tadi mengintip tidak mau turun?”

“Bagong pulang, Mbah, takut ketahuan Petruk. Maksudku tadi kalian aku kageti, tapi kok sepertinya sedang serius. Jadi batal. Bagong sampai tertidur. Lha, ketika tahu Petruk melesat tat tit, Bagong kaget kemudian menyusul pulang.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun