Mohon tunggu...
Winni Soewarno
Winni Soewarno Mohon Tunggu... Lainnya - Orang biasa yang sedang belajar menulis

Perempuan yang sedang belajar menulis dan mengungkapkan isi kepala. Kontak : cempakapt@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Aku dan Juar, Si Pemulung

17 April 2022   17:21 Diperbarui: 22 April 2022   04:43 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: tribunnews)

Pekerjaan yang dipandang kotor bagi sebagian orang, ternyata memberikan rezeki halal. Anak-anak mereka bisa kuliah dengan penghasilan yang mereka peroleh. Meskipun mereka dititipkan kepada orang tua Juar di kampung, Juar dan Puni melimpahi anak-anaknya dengan perhatian, kasih sayang dan cinta orang tua. 

Mereka jujur kepada anak-anaknya akan pekerjaan mereka. Tak satupun anaknya yang merasa malu dan terhina karena itu. Mereka justru berterima kasih karena kerja 'bau dan kotor' yang dilakukan orang tuanya mampu membuat mereka memperoleh pendidikan yang layak. 

Perjuangan orang tuanya mengajarkan agar tidak memandang remeh sebuah pekerjaan. Judul yang ditempelkan pada pekerjaan itu tidak penting. 

Usaha dan upaya di dalamnya yang membuatnya berharga. Ada keringat tercucur yang menghasilkan rezeki halal. 

Juar dan Puni akhirnya meneruskan bekerja jadi pengumpul kardus dan botol plastik. Terkadang, jika tidak di tempatnya, di dekat tikungan jalan itulah mereka menerima setoran dari pengumpul lainnya.

Kalau Juar membawa gerobaknya seperti hari ini, itu berarti ada warga yang akan memberinya sesuatu. 

Terkadang, ada warga yang meminta tolong Juar membereskan tanaman mereka juga. Biasanya Juar datang agak sore, saat kerjanya sudah selesai atau bisa ditangani Puni. 

Jika ada warga yang memanggilnya, Juar atau Puni selalu datang sesegera yang mereka bisa. Suami istri ini sangat ringan tangan. Hampir tak pernah menolak permintaan tolong warga di kompleksku. 

Pintu rezeki mereka terbuka karena sikap mereka yang suka membantu ini. Seperti hari ini, gerobaknya penuh kardus dari tetanggaku. Dia juga mampir di rumahku untuk mengambil sendiri barang-barang yang sudah kusisihkan.

Mengikuti pengalaman dari mantan majikan dan orang-orang baik di sekelilingnya, Juar belajar tidak pelit. Meski sedikit, dia berusaha memberi pada orang-orang yang kurang beruntung dibanding dia. 

Bagi banyak orang, air minum itu murah dan mudah didapat. Tapi itu menjadi tak ternilai bagi seorang pemulung yang datang menyetorkan hasil pengumpulannya hari itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun