Mohon tunggu...
Cataleya Arojali
Cataleya Arojali Mohon Tunggu... Buruh -

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Kucing Melly yang Cemumut (1, 2, dan 3)

16 April 2016   22:01 Diperbarui: 4 Mei 2016   18:53 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Canda ria dengan kedua saudaranya itu sangat mengasikkan. Saling menggigit, menjilat, membanting bahkan bermain Smack Down dengan cara dipiting, diapit, dibekep, dibekek dan ditekuk.

Versi POV 1 Curhat Kucing Betina.

Pada saat kami sedang tidur pulas bergumul dengan Kakak dan Adikku. Ibuku pulang dengan wajah sumringah karena telah berhasil menangkap Tikus untuk mengajarkan kepada kami sebagai makanan Alternatif kelak jika kami tak ada yang memberi makan.

Bundaku lebih dulu menelan kepala tikus itu. Sedangkan aku dan kedua saudaraku hanya disuruh mengendus aroma bau tikus, agar kami bisa melacak keberadaan tikus di manapun mereka bersembunyi.

"Hayo makan, Nak!" kata Ibuku. "Ini adalah makanan terlezat. Kelak kalian akan menikmatinya jika sudah besar nanti." ujar Ibu panjang-lebar.

Ibu adalah bagiku seorang pahlawan yang selalu menjaga anak-anaknya. Ibu tidak kenal jijik. Ketika kami membuang kotoran, alat kelamin kami dijilati olehnya. Bahkan Ibu rela menyuskan anak-anaknya siang dan malam hingga lupa makan.

Setelah kami sudah bisa berjalan dan melihat. Ketika kami tidur lelap malam, ibu dengan rajinnya memburu tikus hanya untuk makanan kami. Bahkan tidak jarang ketika Ibu kami mendapatkan seekor tikus dengan digondolnya. Manusia yang melihat Ibu kami membawa tikus langsung menghardiknya dan pukulan tak jarang dilayangkan sehingga tikus itu diambil lalu dibuang kembali oleh manusia. Akhirnya Ibu kami sedih, namun Ibu tak putus asa, ia terus memburu kembali sampai kami bisa merasakan aroma seekor Tikus nyinying.

Oh yah, yang paling indah adalah ketika Ibu kami mengajarkan kami berkelahi dan menerkam. Kami saling menggigit, menerkam dan bergulat. Ibu kami mengajarkan kuda-kuda untuk sigap dalam memburu. Itulah kelebihan ibu kami.

Tapi setelah kami dirasa sudah meresahkan manusia karena kenakalan kami dan jorok kata mereka, karena tubuh kami bau amis. Kami pun dipisahkan oleh Ibu kami. Kami bertiga dibungkus pakai kantong kresek, dan dibawa entah kemana. Tahu-tahu kami sudah berada ditempat yang asing bagi kami.

Kami berteriak-teriak mengeong memanggil Ibu kami. Tak ada jawaban, karena memang kami dipisahkan oleh Ibu kami. Kami bingung, akhirnya aku pun berpisah dengan saudara-saudaraku. Bahkan aku pernah lihat Kakakku sudah tak bernyawa lagi, entah apa yang membuat Kakakku merenggang nyawa. Hingga tampak tubuhnya membusuk dan hampir dikerumunin belatung yang menjijikan.

Kembali ke POV Tiga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun