Mohon tunggu...
Cataleya Arojali
Cataleya Arojali Mohon Tunggu... Buruh -

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Kucing Melly yang Cemumut (1, 2, dan 3)

16 April 2016   22:01 Diperbarui: 4 Mei 2016   18:53 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Uh dasar, sok cantik!" umpat pejantan, setelah kucing betina telah jauh. Dia sebenarnya suka juga kucing betina tadi, tapi sayang bulunya yang terkesan kotor dan warnanya kurang menarik. Tidak seperti kucing Melly yang selalu bersih dan terawat. Maklum Kucing Melly adalah kucing piaraan.

Bukk ...

Ngeoong..(Adaw...)

Sekali lagi kucing pejantan kena pukul kali ini berupa timpukan. Tapi bukan berasal dari Noni. Timpukan itu berasal dari Mad Badrun pemilik rumah sebelah rumah Noni.

"Berisik gue mau tidur!" bentak Mad Badrun sambil mengambil kembali sendal yang ia timpukan pada kucing pejantan itu yang lari tunggang langgang kearah lain. "Sialan gangguin orang mau tidur!"

Sementara itu kucing betina sedang melamun di tepi kolam ikan milik Kang Asep. Ia adalah manusia yang benci terhadap kucing jika memakan ikan hasil dari kolamnya. Tapi ada juga sisi baiknya, yaitu suka memberi daging ikan meskipun sisa darinya. Tapi cukup lumayan untuk kucing betina mengganjal perutnya sampai malam nanti.

"Tuh makan!" kata Kang Asep melempar tulang ikan mujair. Tentu kucing betina senang sekali. Sambil mengeong ia lantas memakannya dengan lahap. Ketka sudah habis tulang ikan itu, kucing betina kembali menunggu pemberian dari Kang Asep dengan mengeong dan berjalan bulak-balik di bawah kaki Kang Asep yang sedang asik menyantap makan sore di atas bale bambu.

Rasa syukur dirasakan oleh Kucing Betina itu. Walaupun bukan kucing peliharaan, namun masih ada manusia yang baik hati padanya. "Terima kasih wahai Kang Asep atas ikannya!" gumamnya mengeong. 

Baru saja bergumam begitu. Tiba-tiba ada yang menangkapnya. "Khuuf ..." Seorang anak usia 8 tahun mencengkramnya. "Hai lepaskan aku!" teriak Kucing Betina itu mengeong. Ia berusaha meronta dari cengkraman anak itu. Tangannya sangat kuat, bahkan kepalanya sampai dipelintir lalu ditenteng membuat Kucing Betina itu hampir tercekik tak ada nafas.

"Ujang... jangan main kucing. Nanti kamu bengek kena bulunya!" yang berteriak wanita paruh baya. 

"Kucing ini lucu Bu!" jawab anak itu sambil menggendong ditelentangkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun