"Lalu???" kata salah satu anak Tikus bernama Nyising.
"Setelah itu." lanjut cerita sang Bunda. "Raja Tikus tewas mengenaskan di pematang sawah dengan isi perut terburai, seperti ditebas denga menggunakan parang. Nah, semenjak itu para prajurit kehilangan komando sehingga harus mencari makan sendiri-sendiri walaupun dengan cara mencuri dan korupsi." "Tapi Motto Tikus sang Pencuri sampai di abadikan oleh Manusia dengan istilah 'Tikus kantor, seperti lirik lagu Bung Iwan Fals'".
Sejenak sang Bunda terdiam. Lalu menitikan air mata.
Melihat sang Bunda menitikan air mata, anak Tikus yang pertama bertanya, "Kenapa Ibu menangis?!"
Sang Bunda menjawab, "Ibu teringat ayahmu, Nak!"
"Ayah kami di mana, Bu??" semua berkata serempak.
"Ayah kamu ... Ayah kamu ...hikz ... hikz ... hikz ..."
"Ayah kami kenapa Ibu?" seru Anak Tikus ke 3.
"Ayah kamu kelindes mobil, Nak sampai mejret ketika menyebrang jalan! hikz ... hikz ... hikz ..."
Sontak semua anak Tikus yang mendengarkan itu pada menangis...
"Ayah .... hikz ... hikz ... hikz ..."