Padahal, jika kita mau melihat ke belakang lagi, apakah ada Kursi Kepelatihan Timnas Indonesia yang bisa dipertahankan oleh Pelatih dengan jangka waktu yang lama?
Dari daftar para eks Pelatih Timnas Indonesia sejak era Anatoly Polosin, hanya ada 2 Pelatih yang memiliki durasi kontrak lumayan panjang dengan PSSI yaitu 3 tahun, diantaranya adalah Peter Withe (2004-2007) dan Shin Tae-Yong (2020-2023). Sedangkan rata-rata Pelatih Timnas Indonesia setelah era Polosin hanya memiliki kontrak dengan durasi hanya 1 tahun.
Karena durasi kontrak seorang Pelatih Sepak bola, sangat berpengaruh dalam program-program yang akan dibuat dan diterapkan kepada Tim yang sedang dilatih.
Sudah barang tentu, ketika Pelatih mampu menyiapkan dan menerapkan program-programnya ke Tim yang ia latih, juga tidak bisa dijadikan jaminan bahwa Tim tersebut otomatis bakal langsung juara. Butuh progres yang baik dan berkesinambungan untuk mencapai gelar juara yang dimau itu.
Kini, di era “Ssaem” Shin Tae-Yong, yang baru saja dikritik oleh Haruna Soemitro, dengan durasi Kontraknya sejak 2020 hingga 2023, apakah Tae-Yong akan mampu membuktikan hasil terbaik dari proses-proses yang sedang ia terapkan ke Timnas?
Apalagi “Ssaem” Shin diminta untuk menangani tiga Tim sekaligus, yaitu Timnas U-19, Timnas U-23, dan Timnas Senior. Belum lagi Tae-Yong juga dihadapkan dengan berbagai macam halangan serta keterbatasan.
Dari soal minimnya kualitas fisik dan mental pemain, pola hidup para pemain yang kurang baik, teknik dasar permainan yang dinilai masih belum baik, kompetisi yang sempat "mandeg" karena efek Pandemi, dan masih banyak yang lainnya.
Mungkin tidak terlalu berlebihan jika kita menyebut apa yang sedang dilakukan Tae-Yong di Timnas Indonesia adalah Revolusi. Karena memang perombakan yang dilakukan Tae-Yong di Timnas Indonesia terbilang menyeluruh.
Dari segi usia, Skuad Timnas Senior rata-rata didominasi oleh para pemain muda, dengan rata-rata usia keseluruhan pemain adalah 23,8 tahun, setidaknya itu yang terlihat di Gelaran AFF Cup 2020 kemarin.
Dari segi fisik dan mental, Tae-Yong menerapkan kedisiplinan tinggi terhadap tiap individu pemain, baik di saat latihan maupun bertanding. Ketika para pemain ini ditempa fisik dan mentalnya saat latihan, banyak diantaranya yang merasa kaget terhadap pola latihan yang diberikan Tae-Yong.
Bahkan tanpa harus malu, di beberapa momen, Tae-Yong menyebutkan bahwa pada awalnya mayoritas pemainnya di Timnas merasa asing dengan latihan angkat beban (weight training).