Eriksson bahkan pernah mencoba mempromosikan Kurnia Sandy ke Tim Utama, sebagai pelapis dari Matteo Sereni di salah satu laga di Serie A. Karena penjaga gawang utama Sampdoria waktu itu, Fabrizio Ferron, harus menepi karena kartu merah. Namun permasalahan Dokumen terkait izin bermain Sandy di Serie A ternyata belum diselesaikan oleh Manajemen. Dengan demikian, masuknya Kurnia Sandy di Tim Utama Sampdoria ditolak oleh Federasi Sepak Bola Italia (FIGC).
"Adik Tingkat" Kurniawan di Diklat Salatiga, Bambang Pamungkas, juga pernah menjejakkan kakinya di Eropa sebagai Pemain Abroad.
Di Tahun 2000, tepatnya setahun setelah Bambang memulai karir Seniornya di Liga Indonesia bersama Persija Jakarta, ia berhasil menempatkan dirinya sebagai Top Skorer Liga Indonesia dengan torehan 24 Gol. Hal ini ternyata menarik minat dan perhatian salah satu Klub Divisi Tiga Liga Belanda, EHC Norad.
Bambang bergabung dengan EHC Norad dengan status Pinjaman dari Persija Jakarta. Namun yang sangat disayangkan adalah Bambang hanya bertahan bersama EHC Norad selama 4 bulan saja, untuk kemudian kembali pulang ke Persija Jakarta. Meskipun hanya 4 bulan, Bambang berhasil mencatatkan 7 Gol dari 11 Penampilannya bersama EHC Norad.
Kisah Abroad Bambang kemudian berlanjut ke Negara Jiran, Malaysia. Meskipun bukan termasuk Liga Top di Asia, namun penampilan Bambang bersama Selangor FA menorehkan beberapa prestasi yang Gemilang. Di musim pertamanya bersama Selangor, Bambang berkontribusi banyak terhadap 3 gelar Juara yang diraih Selangor, yaitu Premier League Malaysia, FA Cup Malaysia, dan Malaysia Cup.
Di musim pertamanya pula, Bambang berhasil menorehkan gelar Individu sebagai Top Skor Liga Primer Malaysia dengan torehan 23 Gol dari 24 Pertandingan. Dari 2 musim perjalanannya bersama Selangor FA (2005-2007).
Kisah petualangan Bambang Pamugkas di Malaysia bersama Selangor, juga diiringi oleh kompatriotnya di Timnas Indonesia, Elie Aiboy. Penyerang Sayap asal Papua ini, pernah berkarir bersama Bambang Pamungkas di Selangor FA dari 2005 hingga 2007. Di musim pertamanya berseragam Gergasi Merah, Elie bersama Bambang menjadi tulang punggung dari keberhasilan Selangor meraih 3 Gelar Juara. Bersama Selangor, total Elie mencatatkan 5 Gol dari 42 Penampilan.
Setelah era Bambang dan Elie di Malaysia, ada nama Ilham Jaya Kesuma. Mantan Penyerang Timnas Indonesia dan Persita Tangerang ini, juga pernah berkarir di Liga Malaysia. Ilham pernah bermain bersama MPPJ Selangor di tahun 2006 sampai 2007, meskipun hanya satu musim, Ilham mencatatkan 7 Gol dari 18 Caps bersama The Black Widows.
Bersamaan dengan "merantaunya" Ilham di Negeri Jiran, ada juga nama Ponaryo Astaman. Mantan Gelandang sekaligus Kapten Timnas Indonesia ini pernah bergabung bersama Melaka TMFC (Telekom Malaysia). Sama seperti Ilham, Ponaryo hanya satu musim bermain di Liga Malaysia. Bersama Telekom Malaysia dari tahun 2006 hingga 2007, Ponaryo mencatatkan 12 Gol dari 20 Penampilan.
Bicara soal Liga Malaysia, Indonesia memang cukup banyak "mengirim" para pemainnya untuk Abroad di Negeri Jiiran tersebut. Jika kita bicara siapa pemain pertama dari Indonesia yang berlaga di Liga Malaysia, maka Pelopornya adalah Ristomoyo Kassim. Ristomoyo bergabung dengan Selangor FC dari 1985 hingga 1987, untuk kemudian berlabuh ke Selangor Public Bank FC (1987-1988), dan terakhir bergabung bersama MAFFA (1988-1989).
Setelah Ristomoyo, ada Robby Darwis, Legenda Persib Bandung ini pernah bergabung dengan Kelantan FC pada 1989. Robby hanya berkarir satu musim bersama Kelantan setelah kemudian "pulang kampung" ke Persib Bandung. Berikutnya ada Fakhri Husaini, mantan pelatih Timnas Indonesia U-16 ini pernah berlabuh ke Klub Liga Malaysia, yaitu Kuala Lumpur FA.Â