Dari beberapa nama yang saya sebutkan tadi, sebelum era 2000-an, masih ada beberapa nama yang berkarir juga di Liga-liga Eropa, meskipun bukan di Liga yang punya Label Top. Nama seperti Varadaraju Sundramoorthy dari Singapura, pernah bergabung dengan klub Liga Swiss, FC Basel (1988-1989).Â
Ada juga Vorawan Chitavanich dari Thailand, yang pernah bergabung dengan klub divisi bawah Liga Denmark, Frederikshavn fI (1986--1987), dan klub Liga Utama Denmark, Viborg FF (1987--1990). Dan masih dari Thailand juga, siapa tak kenal Kiatisuk Senamuang?
Mantan Penyerang Legendaris Timnas Thailand ini juga pernah berkarir di salah satu Liga Eropa, yaitu di Kasta ke dua Liga Inggris (Championship Division), bersama Huddersfield Town, pada 1999-2000.
Dari Indonesia sendiri, ada beberapa nama yang sempat melanglang buana di Liga-liga Eropa sebelum era 2000an. Bersamaan dengan Proyek PSSI Primavera yang diluncukan PSSI pada 1993, ada nama seperti Bima Sakti Tukiman.
Bima sebagai salah satu generasi pertama Primavera, pernah membuat lompatan bersejarah dalam karirnya ketika bergabung dengan Klub Liga Swedia, Helsingborg IF (1995-1996).
Selain Bima, ada Kurniawan Dwi Yulianto, Kurniawan yang juga salah satu punggawa di proyek Primavera, bahkan pernah direkrut oleh Sampdoria, klub Liga teratas Italia (Serie A) yang saat itu dilatih oleh Sven-Goran Eriksson. Bersama Il Samp, Kurniawan hanya mampu tampil di Tur Asia dan tak mampu menembus skuad utama Sampdoria di Serie A.
Â
(Baca juga: Kurniawan dan Jejak Para Pelatih Indonesia di Mancanegara)
Dari penampilannya bersama skuad pra-musim Sampdoria, Kurniawan berhasil memikat salah satu klub Liga Swiss, FC Luzern, pada 1994. Bersama Luzern, dengan status pinjaman dari Sampdoria, Kurniawan hanya mampu bermain satu musim dan mencatatkan 3 Gol dari 13 Penampilan. Beberapa tahun kemudian, Kurniawan juga sempat "merantau" ke Malaysia, dan tampil bersama Sarawak FA selama satu musim (2005-2006). Bersama Skuad Ngap Sayot, Kurniawan mencatatkan 29 Gol dari 31 Pertandingan.
Selain Bima dan Kurniawan, proyek PSSI Primavera juga memunculkan satu nama lagi yang waktu itu dianggap cukup bersinar dan potensial, nama itu adalah Kurnia Sandy. Kurnia Bahkan disebut-sebut sebagai Penjaga Gawang pertama dari Asia Tenggara yang direkrut oleh Klub Liga Top Eropa.
Kurnia Sandy berhasil mencuri perhatian Sven-Goran Eriksson, yang saat itu menjabat sebagai pelatih kepala Sampdoria. Meskipun ditempatkan sebagai Penjaga Gawang Ke Empat di Tim Sampdoria, karir Kurnia Sandy di Sampdoria mendapatkan respon positif dari publik sepak bola Indonesia dan Asia Tenggara.